Desa Penglipuran menyabet predikat desa terbersih sedunia pada 2016. Bagaimana situasi terkini desa adat di Kabupaten Bangli, Bali itu?
Lokasi Desa Penglipuran itu tepatnya berada di Jalan Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Berjarak sekitar 45 kilometer dari Kota Denpasar.
Menurut sejarah, desa ini sudah ada sejak 700 tahun lalu dan berdiri pada zaman Kerajaan Bangli. Menurut Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran, terdapat dua versi sejarah Desa Penglipuran.
Versi pertama, desa ini awalnya bernama Kubu Bayung yang lama kelamaan penduduk akhirnya menetap dan mengubah nama desa menjadi Pengeling Pura. Versi kedua adalah desa ini merupakan tempat Raja Bangli ketika merasa galau, sehingga diberi nama pelipur lara.
Desa Penglipuran menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Alasannya karena Desa Penglipuran hingga kini masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga bangunan rumah di desa ini. Arsitektur bangunan yang unik menjadi daya tarik tersendiri di Desa Penglipuran.
Tak hanya terletak pada arsitektur yang unik, Desa Penglipuran kini memiliki daya tarik barunya setelah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia.
Desa Penglipuran merupakan desa terbersih ketiga di dunia pada 2016 menurut Green Destinations Foundation, setelah Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda. Jika berkunjung ke sini, traveler tidak akan menemukan sampah yang berserakan, bisingnya kemacetan, dan polusi udara.
"Desa terbersih adalah branding kita untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan ke desa kita. Bersih ini merupakan tradisi dan budaya yang diwariskan oleh leluhur. Walau tidak menjadi destinasi wisata, kebersihan adalah hal yang selalu kami jaga," kata Wayan Sumiarsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Desa Penglipuran juga menyabet beberapa penghargaan dari Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), hingga masuk ke dalam Sustainable Destinations Top 100 menurut Green Destinations Foundation.
Demi menjaga kebersihan, masyarakat setempat menyediakan tempat sampah di desa. Bahkan, setiap 30 meter terdapat tempat sampah. Tak hanya itu, desa adat dan pengelola selalu melakukan beberapa program yang melibatkan warga desa dan wisatawan.
We Care Penglipuran dan gotong royong masyarakat desa menjadi gebrakan dari pengelola Desa Penglipuran. We Care Penglipuran ini adalah program yang melibatkan wisatawan untuk ikut peduli terhadap kebersihan Desa Penglipuran. Setiap bulannya masyarakat desa juga melakukan gotong royong untuk tetap menjaga kebersihan Desa Penglipuran.
Berhasil menjadi branding desa terbersih membuat Desa Penglipuran tak pernah sepi akan pengunjung. Dalam satu hari Desa Penglipuran akan kedatangan 2.500 wisatawan, yang didominasi oleh wisatawan lokal sejumlah 2.200 orang dan wisatawan asing sejumlah 300 orang.
Tak jarang karena branding yang dimiliki Desa Penglipuran, banyak wisatawan yang mau berkunjung ke sini karena kebersihannya.
"Sebelumnya sudah sempet cari-cari informasi untuk rekomendasi destinasi wisata, dan salah satu yang direkomendasikan adalah di Desa Penglipuran. Pilih ke sini karena katanya bersih dan bangunannya masih tertata rapi," kata Agustini, salah satu pengunjung asal Jakarta.
Tidak akan pernah mengecewakan pengunjung yang datang, Desa Penglipuran memang sebersih itu. Sejauh mata memandang tidak ada sampah organik maupun anorganik di jalanan desa. Di sana hanya terhampar rumput dan tanaman yang memperindah bangunan khas Bali di sini.
"Sepanjang jalan sih belum lihat sampah plastik ya. Jadi terbukti sih emang sebersih itu. Sesuai sama ekspektasi dan informasi yang saya dapat. So far so good lah," kata Agustini.
Untuk menikmati kebersihan dan keasrian Desa Penglipuran, traveler hanya perlu membayar Rp 15 ribu untuk WNI anak dan Rp 25 ribu untuk WNI dewasa. Harga tiket masuk untuk WNA anak sebesar Rp 30 ribu dan dewasa sebesar Rp 50 ribu. Traveler dapat berkunjung mulai pukul 08.00 - 18.00 WITA.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan