Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang menjadi rumah flora dan fauna hangus dibakar pemburu liar. Diduga, alat pembakarannya adalah obat nyamuk.
Dugaan ini berangkat dari kasus yang sebelumnya memang pernah terjadi di sana. Plt Kepala Balai TNWK, Hermawan mengungkapkan bahwa pihaknya pernah mengamankan pemburu liar yang menggunakan obat nyamuk untuk membakar lahan. Kejadiannya sebelum Covid-19, di mana saat itu terdapat beberapa titik di TNWK yang terbakar.
Hermawan menjelaskan, para pemburu liar memang sengaja menggunakan obat nyamuk bakar karena api yang dihasilkan tidak langsung membesar dan bisa bertahan lama. Dengan begitu, mereka punya waktu untuk kabur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pernah menemukan obat nyamuk di lahan yang terbakar waktu itu. Jadi mereka ini membakar obat nyamuk itu dan mempunyai waktu untuk melarikan diri. Kalau bakar obat nyamuk nggak langsung mati itu apinya," jelas Hermawan kepada detikSumbagsel, Sabtu (7/10/2023).
Namun demikian, Hermawan belum dapat memastikan apakah modus yang sama juga dilakukan pelaku yang membakar 200 lebih hektare lahan TNWK baru-baru ini. Pihak kepolisian masih mengusut kasus tersebut dan telah mengantongi identitas pelaku.
"Itu dugaan kami ya, tapi memang bisa saja modus itu berbeda lagi," lanjut Hermawan.
Sebelumnya, Hermawan mengungkapkan kebakaran di TN Way Kambas ini merupakan yang paling parah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan api cepat membesar dan sulit dipadamkan adalah karena dampak El Nino yang membuat ilalang dan pohon mengering sehingga mudah terbakar.
"Fenomena El Nino ini kan 5 tahun sekali. Memang di tahun ini panas yang ditimbulkan begitu dahsyat. Banyak ilalang serta pohon yang mengering sehingga mudah terbakar api," katanya, Jumat (6/10/2023).
Hingga kini, tercatat dari total luas lahan TNWK 125.621,30 hektare, sebanyak 270 hektare terbakar dalam waktu dua bulan saja. Ada 6 titik api yang terdeteksi. Petugas sudah mulai berhasil memadamkan api, tetapi masih melakukan pengawasan ketat untuk mengantisipasi bara api yang tersisa.
Berita ini telah tayang di detikSumbagsel.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol