Guinness World Records menobatkan Pepper X sebagai cabai terpedas di dunia. Keberadaannya mengalahkan cabai Carolina Reaper setelah 10 tahun.
Sebagai perbandingan, satu cabai habanero biasanya mencapai 100.000 Scoville Heat Unit (SHU). Tetapi Pepper X mencapai 2,69 juta SHU.
Peternak dan petani Ed Currie menciptakan kedua cabai yang memecahkan rekor itu. Sebagai lada eksklusif, polong dan biji Pepper X tidak akan dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Currie membudidayakan Pepper X selama satu dekade di pertaniannya di Carolina Selatan. Namun, ia masih bungkam tentang proyek untuk melindungi kekayaan intelektual itu.
"Ini adalah upaya tim. Kami tahu kami memiliki sesuatu yang istimewa, jadi saya hanya memberi tahu beberapa keluarga dan teman terdekat saya apa yang sebenarnya terjadi," kata Currie dalam sebuah pernyataan dilansir BBC, Kamis (19/10/2023).
Dalam uji laboratorium di Winthrop University di South Carolina, Pepper X mencatat rata-rata 2.693.000 SHU. Itu lebih dari satu juta unit lebih pedas dibandingkan inovasi Currie sebelumnya, Carolina Reaper yang memiliki rata-rata 1.641.183 SHU.
Baca juga: Wow! Rekor Labu Terbesar di Dunia Pecah |
Pada tahun 1912, apoteker Wilbur Scoville menemukan Skala Scoville. Skala itu untuk mengukur berapa kali capsaicin perlu diencerkan.
Capsaicin adalah bahan kimia yang memberikan sensasi terbakar pada paprika yang dapat melepaskan dopamin dan endorfin ke dalam tubuh.
Setelah mengatasi kecanduan narkoba dan alkohol, Currie mulai menanam paprika sebagai hobi dan mengatakan bahwa paprika merupakan obat alami.
Meskipun orang cenderung percaya bahwa bumbu lada berasal dari bijinya, capsaicin terkandung dalam plasenta, jaringan yang menyimpan bijinya. Karena lekukan dan tonjolan Pepper X, terdapat lebih banyak area permukaan untuk pertumbuhan plasenta, menurut Guinness World Records.
Currie adalah satu dari hanya lima orang yang makan Pepper X utuh.
"Saya merasakan panas selama tiga setengah jam. Lalu kram datang," kata Currie kepada Associated Press.
"Kramnya sangat parah. Saya dibaringkan di dinding marmer selama kurang lebih satu jam di tengah hujan, sambil mengerang kesakitan."
Currie mengatakan Pepper X adalah persilangan Carolina Reaper dan jenis lada yang dikirim temannya dari Michigan yang mana itu sangatlah pedas.
Pengacara Currie mengatakan 10.000 produk menggunakan nama Carolina Reaper, tanpa izin. Dalam upaya melindungi kekayaan intelektual dan mendapat keuntungan, kali ini polong dan benih Pepper X tidak akan dikabarkan.
Satu-satunya cara untuk mencicipi Pepper X adalah melalui saus pedas yang dijual.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol