Sebagai situs bersejarah sekaligus Cagar Budaya, Gunung Padang memiliki beberapa aturan ketat bagi pengunjung yang datang. Apa saja itu?
Aturan tersebut diberlakukan untuk menjaga situs Gunung Padang agar berkelanjutan dan tidak rusak. Mengingat usia situs yang diduga sangat tua. Bahkan peneliti seperti Professor Danny Hilman Natawidjaja menyebutnya sebagai situs tertua di dunia.
Sebagai salah satu situs yang tua, tentunya Gunung Padang cukup rentan dengan kerusakan. Ancaman amblesnya bebatuan karena over tourism juga menjadi salah satu ancaman. Karenanya, ada beberapa hal yang patut dituruti ketika berkunjung ke sini, meliputi aturan untuk keberlangsungan situs, juga aturan untuk kesesuaian norma yang berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini detikTravel coba rangkum hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Gunung Padang.
Boleh dilakukan
- Bermalam
Gunung Padang memiliki jam operasional pukul 08.00-16.00 WIB. Kendati demikian, situs ini memperkenankan bagi wisatawan minat khusus yang ingin berwisata malam atau bahkan bermalam di sini.
- Berdoa
Aktivitas bermalam di sini kerap dimanfaatkan oleh pengunjung untuk melakukan pertapaan, berdiam diri, hingga berdoa. Hal tersebut tidak dilarang, selagi sesuai dengan norma doa yang berlaku umum.
Pada kunjungan detikTravel ke lokasi, Sabtu (28/10/2023), terlihat banyak pengunjung yang ingin bermalam dan melakukan tawasul di puncak Gunung Padang.
- Duduk di batuan horizontal
Gunung Padang memiliki ratusan balok batu yang tersebar di banyak area situs. Yang paling menarik tentunya area bebatuan di puncak. Di sana, terdapat kumpulan bebatuan yang terlihat acak. Ada yang disusun berdiri atau vertikal, ada pula yang terpasang tertidur di tanah atau horizontal.
Bagi traveler yang berkunjung, diperkenankan untuk menjaga situs ini dan tidak merusaknya. Namun, bagi yang ingin merasakan duduk-duduk sambil membawa diri agar dekat dengan alam, bisa juga duduk-duduk di bebatuan yang diperkenankan.
Batuan itu biasanya yang tidak berdiri, atau batuan yang terpasang horizontal. Selain itu, terdapat juga bebatuan yang memang khusus untuk melakukan pertapaan, ataupun batu yang disebut sebagai batu duduk.
Tidak Boleh Dilakukan
- Mencari Kekayaan dan Jabatan
Kendati wisatawan yang berkunjung diperbolehkan menjadikan tempat ini sebagai tempat berdoa. Tetapi pengunjung sangat tidak disarankan untuk menjadikan tempat ini sebagai tujuan berdoa demi mendapatkan kekayaan maupun jabatan.
"Itulah manusiawi. Nah di sinilah kita harus, pintar-pintarnya saya, kami, harus bisa menyampaikan amanah ke beliau. Nggak sedikit, tadi yang dimaksud, saya tidak mau bicara A atau B lah, karena ini bicara publik. Yang jelas, banyak yang keliru. Tadi yang disampaikan, mohon maaf, saya tidak setuju orangnya datang ke sini yang niatnya itu (menyalahgunakan)," ujar Polisi Khusus Gunung Padang, Nanang Sukmana, kepada detikcom di lokasi, Sabtu (28/10/2023)
- Piknik di area situs
Selain itu, larangan lainnya adalah untuk berpiknik di area situs, khususnya di puncak Gunung Padang. Kendati puncak gunung ini begitu indah, yang menyuguhkan hamparan pemandangan perbukitan dan juga pohon-pohon hijau, tetapi berpiknik di sini dilarang.
Hal tersebut karena aktivitas piknik beresiko menimbulkan kerusakan maupun menimbulkan sampah yang berserakan.
Namun tenang, bagi yang ingin menyantap makanan, traveler bisa berkunjung ke sebuah warung yang terletak di puncak gunung ini. Namun, warung tersebut hanya buka sesuai jam operasional Gunung Padang.
- Duduk di batu yang berdiri
Gunung Padang menyimpan banyak batu yang berserakan. Kendati telah dibangun sejak lama, bebatuan yang dibangun berdiri pun masih tersedia di sini.
Namun, pengunjung dihimbau untuk menghindari duduk di atas batu yang berdiri. Hal tersebut agar mengurangi risiko batu yang bergeser ataupun roboh.
- Mengambil Batu
Selain itu, tak hanya duduk di batuan yang berdiri saja yang tidak diperbolehkan. Bahkan mengambil bebatuan di sini juga sangat dilarang. Hal itu mengingat tempat ini merupakan situs Cagar Budaya. Sehingga dilarang untuk mengubah formasi atau bahkan mencuri bebatuan di sini.
- Memainkan atau menggeser batu
Nah, satu lagi hal yang tidak diperkenankan adalah memainkan atau menggeser batu. Menurut penuturan pengelola situs, terkadang ada wisatawan yang iseng dan mencoba memainkan batu. Entah dengan mengangkatnya, menggesernya, hingga berusaha mencoret-coret batu tersebut.
Tentunya hal-hal tersebut sangat disayangkan dan dapat merusak otentisitas situs bersejarah Gunung Padang ini.
(wkn/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol