Migrasi burung raptor dari Siberia ke Karawang menyita perhatian akhir-akhir ini. Ribuan predator itu bermigrasi untuk mencari lokasi yang lebih hangat.
Peristiwa migrasi burung raptor atau burung pemangsa ke Pegunungan Sanggabuana di Karawang, Jawa Barat menjadi pemandangan menarik. Sebab, tak seperti hari-hari biasanya, ribuan burung raptor menghiasi langit Sanggabuana.
Tim eksplorasi Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) mengungkap selama melakukan eksplorasi dalam empat tahun terakhir, mereka mendapati fakta peristiwa migrasinya burung raptor dari Siberia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif SCF, Solihin Fuadi, mengatakan peristiwa langka itu terjadi setiap akhir tahun atau pada rentang Oktober hingga November.
"Setidaknya 3 jenis raptor atau burung pemangsa bermigrasi, dari Siberia menuju Cina, dan Jepang melintasi Pegunungan Sanggabuana, dalam rentang waktu Oktober-November," kata Solihin pada September, dikutip dari detikJabar.
Banyak di antara raptor tersebut mampir atau singgah ke kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, bahkan hingga berkembang biak. Jumlahnya mencapai ribuan ekor.
"Tiga jenis raptor migran tersebut adalah Sikep Madu Asia atau Oriental Honey-buzzard, elang alap-alap Cina atau Chinnese Sparrowhawk, dan alap-alap Nippon atau Japanese sparrowhawk," ujar dia.
Alasan burung raptor bermigrasi ke Indonesia karena burung-burung itu mencari suhu hangat sementara di lokasi asalnya tengah memasuki musim dingin. Salah satu lokasinya di Pegunungan Sanggabuana.
"Ketika musim migrasi, ratusan bahkan ribuan burung pemangsa ini, juga akan terlihat berada di langit di atas pegunungan Sanggabuana. Beberapa membentuk kelompok dan terbang ke atas mengikuti pusaran angin atau udara hangat, dan kemudian melayang atau soaring," dia menjelaskan.
Perilaku burung pemangsa di atas langit Sanggabuana itu juga menjadi atraksi yang menarik untuk dilihat, sekaligus jadi wahana edukasi. Ke depannya, SCF berharap Sanggabuana dapat menjadi kawasan konservasi. Mereka melakukan penelitian ini mereka mengusulkan mengenai perubahan fungsi kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!