Gunung Marapi 'Waspada' Sejak 2011, Kok Bisa Ramai Pendakian?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gunung Marapi 'Waspada' Sejak 2011, Kok Bisa Ramai Pendakian?

M Afdal Afrianto - detikTravel
Selasa, 05 Des 2023 16:35 WIB
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Erupsi di Gunung Marapi (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta -

Gunung Marapi di Sumbar berstatus waspada sejak tahun 2011. Tentu jadi pertanyaan, kenapa bisa aa aktivitas pendakian. BKSDA Sumbar pun angkat suara.

Dikutip dari detikSumut, BKSDA Sumbar membuka jalur pendakian setelah mendapat dukungan dari berbagai pihak. Stakeholder itu menurutnya terdiri dari Pemda Agam, Pemda Tanah Datar, Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, BPBD Tanah Datar, Basarnas, wali nagari Batu Palano, Aia Angek dan Koto Baru.

Selain mendapatkan dukungan, Dian menilai BKSDA Sumbar juga memiliki SOP tentang pendakian. SOP itu menurutnya seperti jumlah pendaki gunung yang dibatasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki SOP dalam pendakian. Misal dalam mendaki minimal jumlah pendaki tiga orang. Selain itu, dalam SOP itu menjelaskan pada siang hari semua pendaki tidak boleh mendekati kawah Gunung Marapi," kata Dian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/12/2023).

Selain itu, menurut Dian bukan hanya Gunung Marapi berstatus level II (waspada), namun seluruh gunung berapi yang ada di Indonesia. Dian mencontohkan Gunung Bromo, Kerinci, dan Rinjani.

ADVERTISEMENT

"Pendakian dibolehkan, asal sepanjangan pendakian memiliki mitigasi dan adaptasi bencana,"jelasnya.

Terkait banyaknya korban berjatuhan dampak erupsi Gunung Marapi, BKSDA Sumbar menyebut sangat berduka cita. Dian mengatakan BKSDA Sumbar akan terus bergabung dengan tim relawan untuk mencari pendaki yang masih belum ditemukan.

Indikasi kelalaian

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menyebut ada dugaan kelalaian dalam pemberian ijin pendakian Gunung Marapi. Dengan status Waspada, PVBMG telah merekomendasikan larangan mendekati kawah hingga radius 3 kilometer.

"Status Gunung Marapi itu Waspada sejak 2011, rekomendasinya warga dilarang mendekat dalam radius 3 kilometer dari puncak. Artinya, seharusnya tidak boleh ada pendakian ke puncak," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, yang dihubungi detikTravel Selasa (5/12/2023).

"Erupsi Gunung Marapi akan terus berulang, tetapi tidak tahu kapan. Mendaki gunung boleh, tetapi dilarang mendekat ke puncak. Jadi, seharusnya tidak ada pendakian ke puncak," dia menegaskan.

Merujuk data Basarnas, di antara 75 pendaki yang mengantongi izin, sebanyak 63 pendaki di antaranya sudah ditemukan dan 12 orang masih dalam proses pencarian. Sebanyak 49 pendaki di antaranya sudah dievakuasi, 26 di antaranya masih di puncak gunung. Mereka yang ditemukan sebagian mengalami luka bakar, patah tulang, dan dirawat di rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.

Hendra menyebut PVMBG secara rutin menyampaikan status dan rekomendasi gunung-gunung merapi di Indonesia, termasuk Gunung Marapi, kepada bupati dan gubernur. Rekomendasi itu disampaikan dua pekan sekali.

"Masalahnya Gunung Marapi seolah tampak gitu-gitu saja, erupsi dua tahun sekali. Tetapi, justru erupsi bisa terjadi kapan saja itu. Itu yang jadi masalah. Dan, masalah ada di sekitar puncak, tidak melibatkan orang banyak. Kalau melibatkan banyak orang, skala besar, orang yang jauh akan turut mengingatkan. Ini tidak," kata Hendra.

"Peristiwa ini mirip dengan yang terjadi pada 2017, saat itu tidak ada korban. Mungkin orang kemudian lupa dan menjadi tidak waspada," dia menambahkan.

"Kami memperkuat tim yang ada di pos dari Bandung, hari ini berangkat untuk membantu pengamat di Bukittinggi, kalau ada alat-alat rusak, di puncak, dan komunikasi," dia menegaskan.




(sym/sym)

Hide Ads