Gadis Kretek Viral, tapi Ada Catatan nih dari Kemendikbudristek

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gadis Kretek Viral, tapi Ada Catatan nih dari Kemendikbudristek

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 06 Des 2023 20:35 WIB
Model Kebaya Pemain Gadis Kretek, Dian Sastrowardoyo Hingga Sheila Dara
Gadis Kretek (Instagram)
Jakarta -

Serial Gadis Kretek hangat dibicarakan dan membuat destinasi wisata yang muncul dalam tayangan itu juga viral. Di balik kesuksesan ini, Kemendikbudrsitek memberikan catatan.

Koordinator Cagar Budaya Museum dan Cagar Budaya Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek, Prabawa Dwi Putranto, sempat menyinggung soal eksistensi kretek di Indonesia dalam acara lokakarya bertajuk Pengembangan Standar Pariwisata Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan yang diadakan Kemenparekraf di Hotel JS Luwansa Jakarta pada Rabu (6/12/2023).

Pada kesempatan itu, Prabawa memaparkan mengenai situs cagar budaya yang menerapkan kawasan bebas rokok. Larangan merokok ini cukup efektif untuk mencegah beredarnya asap rokok dan sampah puntung rokok yang mengotori situs cagar budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati begitu, tak dapat dipungkiri bahwa merokok telah menjadi kebiasaan banyak orang di Indonesia. Menurut data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) pada 2021, jumlah perokok di Indonesia mencapai 69,1 juta.

Kebiasaan merokok orang Indonesia sebenarnya sudah eksis sejak lama. Prabawa mencontohkan budaya menghisap kretek yang sudah ada sejak dulu dan sekarang kembali dibicarakan publik setelah perilisan Gadis Kretek di Netflix.

ADVERTISEMENT

Prabawa menilai, dengan rating usia 13+ yang ditetapkan Netflix, anak-anak dan remaja yang menonton series itu tetap harus mendapatkan pendampingan orang tua. Hal itu termasuk mengedepankan pesan-pesan yang lebih objektif mengenai dampak negatif dari konsumsi tembakau yang berlebihan.

"Bukan permasalahan filmnya. Film-nya nggak jadi masalah. Mungkin yang perlu diperkuat adalah pesan-pesannya. Karena kretek sudah jadi bagian kebudayaan Indonesia dari dulu, bukan dari luar terus kita hanya menerima begitu saja. Kretek sudah menjadi bagian dari kehidupan kita," kata Prabawa.

"Mungkin pesan-pesan di belakangnya. Ada penekanan-penekanan bahwa segala sesuatu ada batas, ya. Sebenarnya itu tidak mengganggu orang secara pribadi, dia sudah sadar, menurut saya tidak masalah. Tapi kalau dia ada di dalam ranah publik yang ada aturannya, dia bisa mengikuti itu juga," ia menambahkan.

Mengenai konsumsi kretek atau rokok secara umum, Prabawa menekankan pentingnya peran keluarga dalam mengedukasi anak-anak. Bagaimanapun, kretek merupakan budaya dan bagian dari sejarah Indonesia tetapi perlu diingat ada konsekuensi kesehatan dari konsumsi barang tersebut.

"Kalau pendekatan budaya memang paling dekat dan terkadang memang agak-agak susah karena sebenarnya yang berperan dalam pendidikan atau kebudayaan adalah keluarga. Tapi seringkali keluarga menyerahkan kepada tempat lain, misalnya pendidikan di sekolah," katanya.

"Kalau dari awal keluarganya tidak merokok akan lebih mudah, tapi kalau ada satu atau dua yang merokok, cycle-nya kemungkinan besar akan berputar," ujar dia.

Ketika ditanya mengenai viralnya sejumlah destinasi wisata termasuk situs sejarah yang menjadi latar series Gadis Kretek, Prabawa mendukung hal tersebut. Menurutnya, ini merupakan dampak positif yang perlu diapresiasi.

"Itu malah dampak positif (wisata viral dari Gadis Kretek). Kita harus ambil positifnya," kata dia.

Kembali, ia lebih ingin memberikan catatan untuk pendampingan orang tua pada anak-anak yang menikmati series Gadis Kretek.

"Karena ratingnya 13+ perlu pendampingan orang tua kan. Maksudnya, peran-peran di dunia pendidikan juga jadi penting. Bukan Gadis Kretek nggak bagus, warning saja, bisa lho seperti ini (ikut mengkonsumsi). Kita mesti melakukan sesuatu, dari kementerian harus berpikir itu juga," kata dia.




(pin/bnl)

Hide Ads