Uniknya Kudus, Punya Desa Jepang dan Pasar Tokiyo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Uniknya Kudus, Punya Desa Jepang dan Pasar Tokiyo

Ulvia Nur Azizah, Dian Utoro Aji - detikTravel
Kamis, 07 Des 2023 20:39 WIB
Suasana Pasar Tokiyo Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kudus Kamis (7/12/2023).
Pasar Tokiyo di Kudus. (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus - Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terdapat nama desa yang sama dengan nama negara yakni Jepang. Selain itu di sana juga ada Pasar Tokiyo.

Desa Jepang termasuk dalam wilayah Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Sejarah desa ini tidak terlepas dari kehidupan Aryo Penangsang, yang kemudian dikenal sebagai Adipati Jipang.

Desa ini bermula dari kebiasaan Aryo Penangsang yang sering singgah di wilayah ini saat perjalanan menuju Pondok Pesantren Sunan Kudus.

Pada masa lalu, Desa Jepang merupakan sebuah rawa besar, di mana Aryo Penangsang sering menambatkan perahunya setelah menempuh perjalanan dari Kadipaten Jipang (kini wilayah Kabupaten Blora).

Sunan Kudus yang mengetahui kebiasaan muridnya merasa iba dan memutuskan untuk mendirikan sebuah masjid di lokasi tersebut. Masjid tersebut tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat istirahat bagi Aryo Penangsang.

Proses pembangunan masjid ini dimulai oleh Sunan Kudus dan dilanjutkan oleh Aryo Penangsang. Masjid tersebut kemudian diberi nama Masjid Wali karena memiliki Soko Papat, sebuah konstruksi masjid yang terbuat dari kayu utuh, serupa dengan masjid-masjid yang dibangun oleh para wali.

Masjid Wali Al Makmur ini juga memiliki gapura yang mengingatkan pada Masjid Menara Kudus.

Pada tahun 1917 Masehi, seorang ulama dari Desa Karangmalang, Sayyid Dloro Ali, memberikan tambahan nama "Al Makmur" kepada masjid ini, seperti yang tercatat dalam prasasti.

Nama ini menjadi penghormatan terhadap keberkahan dan kemakmuran yang diyakini terpancar dari masjid tersebut.

Seiring waktu, Masjid Wali Al Makmur di Desa Jepang tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan tetapi juga menjadi lambang sejarah dan kearifan lokal.

Desa Jepang menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang kehidupan spiritual dan keagamaan yang memberikan warna dan makna mendalam pada sejarahnya.

Meski memiliki nama 'Jepang', desa ini tidak berhubungan sama sekali dengan negeri matahari terbit.

Namun uniknya, di Desa Jepang ini terdapat pasar yang diberi nama Pasar Tokiyo. Sekilas, namanya mirip ibu kota Jepang, Tokyo.

Pasar itu lokasinya di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo. Mudah saja menemukan pasar tersebut karena terletak di pinggir jalan.

Pedagang menempati kios dan los di pasar yang dibangun pada tahun 2021 ini. Ada ratusan pedagang melakukan transaksi jual beli sehari-hari.

Kepala Desa Jepang, Indarto mengatakan awalnya banyak pedagang kali lima (PKL) berjualan di pertigaan desa. Jumlahnya ada 100-an lebih. Mereka berjualan setiap pagi saja.

Terkait nama, kata Indarto mirip dengan nama ibu kota sekaligus pusat ekonomi Negara Jepang yakni Tokyo. Hanya penulisan pasar ditulis 'Tokiyo'.

Menurutnya hal tersebut untuk lebih mengenal pasar yang ada di Desa Jepang. Sebab, desanya diidentikkan warga luar daerah sama dengan Negara Jepang.

"Ini kebetulan desa kami adalah Jepang, dan ini pasar desa yang ada di Desa Jepang kami pengin untuk membuat ikon yang masyarakat mudah mengingat. Kita coba mencari nama yang hampir senada terkenal di luar Negeri, seperti itu," ujarnya.

Berita selengkapnya baca di detikJateng.


(pin/pin)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Adu Keren Desa Wisata
Adu Keren Desa Wisata
328 Konten
Ada berbagai desa menarik di Indonesia. Selain mengandalkan panorama alam, desa ini menawarkan berbagai pengalaman kuliner dan wisata yang berbeda.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads