Jalur Cinomati di Bantul kerap dijuluki jalur maut. Banyak kecelakaan fatal terjadi di sini. Sampai-sampai ada usul agar jalur ini dihapus dari Google Maps.
Usulan agar jejak Cinomati dihapus dari aplikasi Google Maps. itu disampaikan langsung oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
"Hapus saja dari Google Maps. Itu kan aplikasi terbuka sehingga siapa pun bisa mengisi di situ," tegas Halim, Rabu (13/12) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika jalur Cinomati tak bisa dihapus dari Google Maps, Bupati Bantul mengusulkan agar diberikan tambahan rambu-rambu yang menyatakan jika jalur tersebut berbahaya untuk dilewati kendaraan.
"Karena kita melihat ada potensi yang cukup berbahaya, maka nanti akan diurus oleh Dishub, bagaimana pencarian jalan melalui Google Maps itu tidak menunjukkan arah Cinomati," lanjut Halim.
Sering Terjadi Kecelakaan Maut di Jalur Cinomati
Bukan sekali dua kali saja kecelakaan maut terjadi di jalur Cinomati. Yang terbaru, pada Sabtu (9/12) lalu, rombongan wisatawan dari Surabaya yang hendak ke Obelix mengalami kecelakaan di jalur Cinomati.
Kecelakaan maut itu menewaskan seorang penumpang yang terjepit badan kendaraan. Belakangan sopir minibus mengaku tidak tahu betapa ekstremnya jalur itu dan mengaku hanya mengandalkan Google Maps.
"Sopir tidak tahu arah dan mengikuti Google Maps yang akhirnya dilewatkan Cinomati," terang Kapolsek Pleret AKP Wiyadi, Sabtu (9/12).
![]() |
Setibanya di jalur Cinomati, sopir minibus diduga tak bisa menguasai laju kendaraannya. Polisi juga menduga rem mobil minibus itu blong dan langsung terjun ke jurang. Akibatnya, 13 orang korban luka dan 1 meninggal dunia.
"Jadi minibus dari atas mau ke bawah atau turun. Diduga blong karena direm terus saat turun dan terbakar (kampas rem)," jelas Wiyadi.
Tanggapan Dishub Bantul
Menanggapi usulan Bupati Bantul, Kepala Dishub Bantul Singgih Riyadi mengaku telah melaksanakan perintah bupati soal memasang rambu-rambu di jalur Cinomati.
"Perintah Bupati ada dua, yakni menyurvei ulang jalur Cinomati. Kalau ada rambu-rambu belum lengkap diminta dilengkapi dan kalau ada tikungan-tikungan yang tajam dan membahayakan diberi papan imbauan untuk hati-hati. Dan itu sudah kita lakukan," katanya.
![]() |
Perintah kedua, yaitu menghapus jalur Cinomati dari Google Maps atau setidaknya memberi keterangan tambahan bahwa jalur tersebut sangat membahayakan atau rawan kecelakaan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kominfo soal perintah ini.
"Hasilnya, dari Dinas Kominfo kalau dihapus (permanen) itu tidak bisa karena Google Maps itu kan dikelola oleh provider yang langsung berhubungan dengan Google. Nah, yang paling memungkinkan adalah kita nanti akan menambah namanya pelabelan. Jadi menambah komentar bahwa di jalur tersebut itu adalah jalur yang sangat membahayakan atau rawan kecelakaan," jelasnya.
Jalur Cinomati merupakan jalan yang menghubungkan Kapanewon Pleret di Kabupaten Bantul dan Patuk di Gunungkidul, DIY. Jalur Cinomati berujung di pertigaan Cegokan, Wonolelo, Pleret dan di perempatan Tugu Terong, Dlingo.
Panjang jalur ini sekitar 2,8 kilometer. Dilihat dari street view Google Maps, ruas jalan di jalur Cinomati terbilang sempit. Jalur ini hanya terdiri dari dua lajur untuk kendaraan dari dua arah yang berlawanan.
Jalur Cinomati melintasi wilayah Bukit Cinomati yang berada di wilayah Dusun Kebo Kuning, Kalurahan Terong, Kapanewon (kecamatan) Dlingo, Bantul.
Di jalur Cinomati sudah terdapat beberapa papan dan spanduk peringatan yang mengingatkan pengguna jalan agar waspada saat melintas. Mulai dari peringatan tanjakan tajam dan berkelok, rawan longsor, hingga imbauan agar menggunakan gigi rendah.
------
Artikel ini telah naik di detikJogja.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda