Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyayangkan harga tiket yang melangit menjelang libur Nataru. Hal itu lantaran ada beberapa maskapai yang melebihi tarif batas atas.
Mendekati momen liburan memang harga berbagai tiket penerbangan kerap kali naik. Hal tersebut karena meningkatnya permintaan dan kurangnya pemenuhan penerbangan. Namun, pada momen libur Nataru tahun 2023-2024, terdapat dua sampai tiga maskapai nakal yang menaikkan harga tiket hingga melanggar tarif batas atas (TBA).
Maskapai yang melanggar TBA itu adalah yang melakukan penerbangan pada rute-rute tertentu yang hanya dioperasikan oleh satu maskapai. Namun, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati tidak merinci kapan pelanggaran itu terjadi dan maskapai mana yang melanggar.
"Saya harus lihat datanya lagi (berapa banyak maskapai yang melanggar). Memang tidak bisa dipungkiri ada beberapa maskapai yang melanggar. Sebelum Nataru sudah ada. Adalah 2-3 maskapai," kata Aditia kepada awak media di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2023).
Meroketnya harga tiket ini juga banyak dikeluhkan oleh para masyarakat ataupun yang bergantung dengan industri pariwisata. Menparekraf Sandiaga Uno menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan seorang supir taksi di Belitung. Ia bertutur ketika ia baru saja turun dari pesawat, terdapat seorang supir taksi menghampiri hingga menarik tangannya. Supir tersebut berkeluh terkait harga tiket ke Belitung yang terlampau mahal.
"Saya ingin cerita, kemarin saya ke belitung dan saya rutin berkeliling tapi yang paling fresh itu kemarin. Dan yang paling vulgar itu kemarin. Saya turun dari airport masih sama Pak Bupati-Wakil Bupati. Ada seorang supir taksi dan ini bisa dicek namanya, namanya Edo, di Belitung pakai seragam koperasi ia tarik tangan saya," tuturnya saat Jumpa Pers Akhir Tahun Kemenparekraf di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023).
"'Pak Menteri, tolong pastikan tiket itu lebih murah. Karena ke Belitung ini tiketnya jauh di atas harga yang wajar'. Dia menyebutkan harga di atas 1,2 juta," sambung Sandiaga.
Ia menyebut tingginya tarif penerbangan tersebut menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, khususnya dalam kebutuhan menjaga iklim pariwisata. Ia juga menyayangkan masih maraknya kasus ini terjadi.
"Nah ini yang menjadi pr terbesar bagi kita dan kami tentunya sangat menyayangkan ada maskapai yang melanggar tarif batas atas karena itu bagian dari regulasi," keluhnya.
Namun demikian, Sandiaga pun memahami hal itu terjadi karena kurangnya jumlah pesawat yang beroperasi jika dibandingkan jumlah wisatawan yang bepergian khususnya pada momen libur Nataru. Ia bahkan menyebut jumlahnya kini lebih sedikit dibanding saat sebelum pandemi 2019.
"Kami ingin mendorong penambahan jumlah pesawat dan penerbangan. Karena di sebelum pandemi atau pre-pandemi jumlah pesawat yang beroperasi ada di atas 700 sekarang hanya 400, jadi ada defisit sekitar 300," terangnya.
"Oleh karena itu defisit sekitar 300 ini yang mengakibatkan harga tiketnya mahal karena ketersediaan kursinya minimum dan jumlah penerbangan yang sedikit. Kami terus berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN," pungkasnya.
Simak Video "Video: Membahas Wacana Maskapai Hanya Gunakan 1 Pilot"
(wkn/wsw)