Dosa-dosa Boeing: Tragedi Kembar Lion dan Ethiopian hingga Jendela Copot di Angkasa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dosa-dosa Boeing: Tragedi Kembar Lion dan Ethiopian hingga Jendela Copot di Angkasa

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 10 Jan 2024 06:02 WIB
Boeing 737 Max 9 Alaska Airlines
Boeing 737 Max 9 milik Alaska Airlines (Foto: Jason Whitebird/CNN)
Jakarta -

Belum hilang ingatan kita akan kecelakaan Boeing 737 MAX 8 yang menewaskan ratusan orang dari dua maskapai. Kini, generasi MAX 9 juga bermasalah.

Sebenarnya, Boeing 737 MAX adalah seri pesawat sukses di dunia. Armada ini merupakan mahakarya terbesar dan paling berharga dari pabrikan pesawat, tetapi kini justru menjadi yang paling bermasalah.

Boeing 737 MAX diumumkan diluncurkan pada 2011, generasi keempat dari seri pesawat tersebut. Ini adalah perlawanan Boeing bagi Airbus A320neo, versi pesawat dengan mesin baru yang secara substansial lebih hemat bahan bakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maskapai menyukai 737 MAX, karena lebih ekonomis untuk dioperasikan dan tidak memerlukan pelatihan simulator yang mahal bagi pilot mereka.

Empat varian pesawat menawarkan beberapa peningkatan lain, termasuk kapasitas hingga 204 penumpang, jarak terbang yang lebih jauh, dan winglet atau wing tip terpisah yang khas di ujung setiap sayap sebagai standar untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.

ADVERTISEMENT

Boeing 737 MAX laris. Hingga kini, total pesanan mencapai lebih dari 16.000 pesawat, kemudian bencana melanda.

Grounded Boeing 737 MAX skala global

Boeing MAX menunjukkan kelemahan pada 2018. Yakni, saat terjadi kecelakaan pada 29 Oktober 2018. Boeing 737 MAX merupakan pesawat yang dipakai Lion Air saat terjadinya tragedi kecelakaan Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018. Dalam kecelakaan ini 181 penumpang dan delapan awak pesawat tewas.

Di tahun berikutnya, terjadi kecelakaan Boeing MAX lagi. Yakni, tragedi jatuhnya Ethiopian Airlines 302 pada 10 Maret 2019.

Pesawat dengan nomor penerbangan ET 302 itu rencananya terbang menuju Nairobi (Kenya) membawa 149 penumpang dan delapan awak kabin, tetapi jatuh di Bishoftu, sebelah tenggara Addis Ababa. Seluruh orang dalam pesawat itu tewas.

Dari hasil penyelidikan, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mendapati pola penerbangan Ethiopian Airlines dan perilaku armada sangat mirip dengan penerbangan Lion Air. FAA juga menyatakan bukti-bukti yang ditemukan di darat menunjukkan pola penerbangan Ethiopian Airlines sangat mirip dengan Lion Air.

Pada dua kecelakaan pesawat itu, MCAS atau Maneuvering Characteristics Augmentation System, sistem yang menukikkan pesawat secara otomatis apabila sensor insiden menunjukkan sudut yang terlalu tinggi sedangkan sensor kecepatan menunjukkan nilai yang mendekati keadaan stall, salah diaktifkan karena data yang salah dari sensor yang salah. Lalu, pilot menurunkan hidung pesawat.

Pilot tidak tahu bagaimana harus mengatasinya. Mereka mati-matian mencoba mengangkat hidung pesawat, MCAS diaktifkan berulang kali dan akhirnya malah menabrak tanah.

Karena kemiripan itu, Boeing menghentikan seluruh armada 737 Max.

Daun jendela Boeing 737 MAX 9 lepas

Daun jendela pesawat Alaska Airlines lepas di udara. Peristiwa itu terjadi pada 5 Desember pada pesawat yang mengangkasa dari Bandara Portland menuju Bandara Ontario di California. Panel yang mirip jendela itu copot sehingga bolong dan membuat pesawat kehilangan tekanan. Pesawat pun putar balik dan mendarat darurat di Bandara Portland.

Kejadian mencekam ini membuat FAA melarang Boeing 737 MAX 9 terbang.

Dilansir dari BBC pada Minggu (7/1), FAA mengatakan bahwa inspeksi tersebut akan mempengaruhi 171 pesawat. Larangan pengoperasian pesawat itu menyebabkan sekitar 60 pembatalan penerbangan di hari Sabtu.

Kini negara lain juga melarang Boeing 737 MAX 9 terbang. Maskapai di Indonesia juga telah meng-grounded jenis pesawat itu.




(msl/fem)

Hide Ads