Kematian tiga ekor harimau Sumatera di Medan Zoo menyorot perhatian. Padahal, dulunya kebun binatang ini memiliki koleksi harimau Sumatera yang bikin iri kebun binatang lainnya.
Dalam dua bulan ke belakang, ada tiga ekor harimau mati di Medan Zoo. Dua berjenis harimau Sumatera dan satu ekor harimau Benggala. Selain itu, dikabarkan ada empat ekor harimau lainnya yang tengah kritis di sana.
Harimau yang mati tersebut adalah harimau Sumatera jantan bernama Erha (11 tahun), harimau Sumatera bernama Nurhaliza (9 tahun), dan harimau Benggala jantan bernama Avatar (19 tahun).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Matinya tiga satwa yang langka ini turut menguak permasalahan lain di Medan Zoo yang telah menumpuk. Mulai dari fasilitas pengunjung, kandang yang kurang terawat, hingga pekerja yang mengalami penunggakan gaji. Karenanya, wacana penutupan sementara Medan Zoo pun disampaikan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution pada Kamis (18/1/2024).
Aktivis hewan sekaligus Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru Tona, bahkan meluapkan kekecewaannya akan hal tersebut. Ia kecewa lantaran harimau Sumatera mati di tanahnya sendiri, yakni di Sumatera, kendati di luar negeri berhasil dikembangbiakkan.
"Saya menghimbau agar ada audit kepada pemerintah Kota Medan nih, kenapa mereka sampai lalai. Yang mana harimau Sumatera adalah salah satu spesies langka di dunia. Di luar negeri berhasil di breed, di negara sendiri mati kurang makan," ujarnya saat dihubungi detikTravel, Jumat (19/1/2024).
Walau begitu, menurut Sekjen Lembaga Konservasi Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI), Tony Sumampau, koleksi harimau Sumatera di Medan Zoo sempat membuat iri para pengelola kebun binatang. Itu lantaran pada beberapa tahun yang lalu, kebun binatang ini berhasil mengembangbiakkan harimau Sumatera.
"Sebetulnya, kebun binatang Medan itu sudah pernah berhasil mengembangbiakkan Harimau Sumatera, kita harus terus terang menyampaikan itu," terang Tony saat dihubungi detikTravel, Sabtu (20/1/2024).
"Kadang-kadang kita iri nih, Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) harimaunya bagus-bagus gitu ya. Kira-kira 7-8 tahun lalu lah. Sehingga kita bisa lihat harimau yang ada di Central Park di Medan itu berasal dari anakan kebun binatang Medan dan banyak lagi yang tersebar," lanjut Tony yang dulunya merupakan pendiri dari Taman Safari Indonesia.
Ia menyebut dulunya Medan Zoo cukup baik dalam mengembangbiakkan harimau Sumatera. Namun, kini ia pun mengakui perawatan yang ada dirasa kurang. Di sisi lain, banyaknya harimau juga dirasa menjadi beban tersendiri bagi kebun binatang.
Melansir berbagai sumber, adapun harimau Sumatera membutuhkan 5-8 kilogram daging per-hari untuk makan.
"Harimaunya kan banyak dulu. Coba aja kita lihat, setelah mati tiga, masih ada 10 ya, itu kan luar biasa. (Tapi) sebagai kebun binatang itu kan beban ya, berat buat ngasih makan 10 ekor harimau," imbuhnya.
Sempat jadi sorotan baik, namun sekarang berbalik, salah satunya menurut Tony adalah karena tidak memperhatikan Animal Collection Plan, atau rencana koleksi hewan.
"Jadi animal collection plan itu harus disusun, tapi kalau bilang 'wah ini keramaian, ini kebanyakan', terus dikirim aja anakannya (harimau), suatu saat sudah lanjut usia harimaunya, mati sendiri," ucapnya.
"Kalau nggak, kita kan punya yang sepuh semua. Terus dapet dari mana lagi? Jadi rencana itu harus disusun dengan baik," sambungnya.
(wkn/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol