Ternyata, Ini Alasan Kenapa Boarding ke Pesawat Terasa Lambat

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 29 Jan 2024 19:35 WIB
Ilustrasi antrian di bandara. (AP/Jerome Delay)
Jakarta -

Boarding pesawat bisa menjadi sesuatu yang menegangkan. Lantaran saat boarding, traveler mesti menghadapi antrian yang lama dan ternyata ini alasannya.

Melansir The Sun, Senin (29/1/2024), lamanya administrasi boarding bisa membuat pelancong emosi dan tertekan. Jenuhnya antrian, hingga berpacu dengan waktu keberangkatan menjadi kegelisahan tersendiri.

Di sisi lain, penundaan penerbangan merugikan maskapai dan penumpang setiap tahunnya. Adapun penundaan penerbangan secara rata-rata berada di 23 menit.

Berdasarkan hasil investigasi, Wizz Air menjadi maskapai penerbangan utama terburuk dalam penundaan penerbangan dari bandara-bandara di Inggris selama dua tahun berturut-turut. Maskapai tersebut memiliki angka keterlambatan rata-rata di 46 menit enam detik dari jadwal pada tahun 2022.

Namun, pakar penerbangan mengatakan bahwa mempercepat proses boarding bukanlah prioritas bagi maskapai penerbangan. Jawaban terkait hal itu adalah pada penolakan maskapai terhadap perubahan.

"Ketika berbicara tentang implementasi, selalu ada penolakan. Pada dasarnya, 'jika tidak rusak, jangan diperbaiki'," terang pakar penerbangan Zieneddine, menjelaskan sikap para maskapai.

Adapun memodifikasi proses naik ke pesawat di semua bandara artinya membutuhkan logistik yang besar. Selain itu, maskapai juga perlu memperhatikan pengalaman pengguna.

Dengan banyaknya penumpang yang mengeluhkan strategi boarding saat ini, tentunya membuat petinggi maskapai percaya penumpang akan lebih resisten terhadap sistem yang baru.

Selain itu, beralih ke sistem boarding yang lebih cepat, mempengaruhi kemampuan maskapai untuk menawarkan opsi di kelas utama, kelas bisnis maupun tempat duduk prioritas.

Kendati demikian, beberapa maskapai telah mencoba menerapkan sistem boarding yang lebih efisien.

Misalnya saja United Airlines yang baru-baru ini mulai menggunakan sistem WILMA.

Sistem 'WILMA' adalah singkatan dari 'window-middle-aisle' dan memungkinkan penumpang untuk naik ke pesawat tergantung pada posisi tempat duduk mereka. Mereka yang duduk di dekat jendela naik terlebih dahulu, diikuti oleh mereka yang duduk di tengah, dan terakhir mereka yang berada di lorong.

Dalam sistem yang lebih tradisional, maskapai penerbangan sering kali menaikkan penumpang dari bagian belakang pesawat ke bagian depan.

Namun, para ahli mengatakan bahwa metode 'Wilma' dapat menghemat waktu maskapai penerbangan dibandingkan dengan sistem yang lama.

Tetapi, ada juga metode lain yang diusulkan oleh para ahli, yakni 'metode Steffen'. Metode ini akan membatasi jumlah penumpang yang dapat naik pada satu waktu dalam setiap kelompok.

Mereka yang memiliki kursi dekat jendela di barisan bernomor ganjil akan naik sebelum penumpang yang memiliki kursi dekat jendela di barisan bernomor genap. Hal ini memberikan ruang bagi penumpang untuk meletakkan tas dan barang bawaan mereka di tempat penyimpanan di atas kepala.



Simak Video "Video Puluhan Pelajar Israel Diusir dari Pesawat"

(wkn/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork