Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali mengungkapkan bahwa turis Eropa dari kelas menengah ke atas tidak masalah dengan pungutan turis Rp 150 ribu di Bali. Mereka punya pandangan tersendiri terhadap Bali.
Hal ini diungkapkan Ketua Asita Bali, Putu Winastra. Dia mengaku telah berkeliling Eropa untuk melakukan sosialisasi terkait pemberlakuan pungutan wisatawan asing itu.
Menurutnya, turis asing dari pasar menengah ke atas tak keberatan dengan pungutan yang akan digunakan untuk membiayai upaya perlindungan kebudayaan dan alam Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wisatawan dari Eropa yang datang ke Bali melihat Bali ini sekarang banyak berubah. Terutama kemacetan, sampah, dan sebagainya," kata Winastra di Denpasar, Senin (12/2/2024).
Winastra mengaku akan mengawal penerapan retribusi pariwisata untuk turis asing tersebut. Dia berharap turis yang datang ke Bali adalah turis yang berkualitas.
"Tidak hanya mereka datang dan cuma buang kencing saja di Bali. Tetapi bagaimana mereka bisa juga menjaga alam Bali," imbuhnya.
Saat ini, Asita Bali telah mendaftarkan 500 biro perjalanan sebagai titik akhir atau endpoint pungutan turis asing Rp 150 ribu. Nantinya, ratusan endpoint tersebut akan memfasilitasi turis asing yang belum membayarkan retribusi pariwisata (tourism levy) saat mereka tiba di Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan biro perjalanan dapat ditunjuk sebagai endpoint asalkan telah memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya harus tergabung dalam asosiasi stakeholder pariwisata.
Pemayun menerangkan aplikasi Love Bali yang menjadi platform pembayaran distribusi pariwisata bagi turis asing telah melalui proses uji coba yang panjang. Ia mengeklaim sistem aplikasi tersebut telah melalui proses pemeriksaan keamanan berkali-kali dari Amazon Web Service (AWS) hingga badan siber.
"Kami juga sudah uji coba mengundang hacker-hacker,di mana aplikasi ini bisa bobol dan sebagainya," kata Pemayun.
Baca selengkapnya di detikBali
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!