Dilansir dari Vietnam Express pada Jumat (23/2), keruhnya suasana dimulai pada Tahun Baru Imlek. Sebuah agen travel Taiwan dan operator perjalanan Vietnam melakukan transaksi untuk membawa 292 turis Taiwan selama 4 hari ke Pulau Phu Quoc.
Namun apa yang terjadi malah sebaliknya, turis terdampar di bandara tanpa ada yang menjemput. Setelah diselidiki, ada masalah kesepakatan antar dua biro perjalanan.
Otoritas Taiwan maupun Vietnam turun tangan untuk menyelidiki masalah ini. Kedua agen perjalanan diberi denda karena kelalaian masing-masing pihak.
Karena lokasi kejadian berada di Vietnam, Negeri Naga Biro dianggap sebagai pelaku utama dalam insiden ini. Insiden tersebut membuat seluruh pihak pariwisata khawatir soal reputasi.
Pham Hai Quynh, direktur Institur Pengembangan Pariwisata Asia, mengatakan pada VnExpress bahwa insiden itu dapat mengurangi kepercayaan wisatawan dan perusahaan perjalanan internasional terhadap pariwsiata Vietnam.
Quynh mengatakan bahwa keduanya belum mencapai kesepakatan, sehingga unit Vietnam tidak salah dengan menolak wisatawan.
"Bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada 292 wisatawan yang terdampar pada malam kedatangan (9 Februari) merupakan tindakan yang luar biasa namun pada prinsipnya salah karena tidak ada kontrak perjalanan final," tambahnya.
Meski demikian, namun upaya yang dilakukan agen lokal Vietnam dinilai kurang tepat oleh Quynh. Ia berpendapat bahwa operator tue tidak menyadari keseriusan kerja sama internasional dan citra pariwisata nasional di dalamnya.
Operatur tur seharusnya memberi tahu otoritas pariwisata Vietnam dan Taiwan dengan segera, setelah insiden.
Wakil Presiden Klub Pariwisata Hanoi Nguyen Tien Dat menambahkan bahwa sebagian besar turis sudah membayar perjalanan secara lunas sebelum tanggal keberangkatan. Mereka tidak bertanggung jawab untuk membayar uang tambahan ke unit mana pun selama perjalanan.
Data tersebut mengacu pada bagaimana para wisatawan diminta membayar uang tambahan USD 720 atau sekitar Rp 11 jutaan kepada tur lokal Vietnam.
Sementara itu, kekecewaan datang dari Direktur Winner Vietnam Hoang Tuan Minh. Ia mengaku menyesaar memberi bantuan jika tahu bahwa kejadiannyaa sampai sejauh ini.
Minh mencatat pengeluaran sebesar VND 3 miliar untuk membantu turis-turis itu. Padahal ia tidak tahu kapan uangnya akan kembali dari agen Taiwan.
Setelah kejadian itu, para ahli menyarankan kepada perusahaan-perusahaan tur Vietnam mengenai perlunya proses profesional dengan membangun kontak, saluran komunikasi dengan mitra, bekerja sama dengan pihak berwenang dan mengendalikan risiko agar tidak menempatkan diri pada posisi pasif.
Simak Video "Video: Hirup Udara Hanoi 24 Jam Sama dengan Merokok 12 Batang"
(bnl/bnl)