Badan Pusat Statistik mencatat tarif angkutan udara pada momen Ramadan atau selama bulan Maret belum menunjukkan lonjakan yang signifikan. Padahal tiket domestik selama ini dikeluhkan masyarakat.
Dari data BPS, tarif angkutan udara malah mengalami deflasi 0,97% karena belum banyak masyarakat yang akan mudik.
"Ada beberapa faktor pertama karena bulan Maret masih sedikit masyarakat yang menggunakan moda transportasi dari demand dan suplai banyak maskapai yang tidak menaikkan tarif dan bahkan ada yang memberikan tarif udara lebih rendah dari bulan Februari," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di akun YouTube BPS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor kedua, ada provinsi yang menambah jumlah rute dan frekuensi penerbangan.Dengan kebijakan ini, tarif angkutan udara bisa ditekat. Contohnya Bangka-Belitung untuk Bandara Pangkal Pinang, kemudian jumlah penerbangan Jakarta-Bali frekuensi diperbanyak.
Ketiga, BPS mengungkapkan ada kebijakan pemerintah menurunkan tarif angkutan udara untuk daerah wisata super prioritas antara lain Bali, Labuan Bajo dan Lombok.
Sebelumnya tarif tiket pesawat yang mahal dikeluhkan calon penumpang dalam setahun terakhir, tiket pesawat domestik terpantau lebih mahal daripada tiket pesawat internasional. Untuk mengurangi harga tiket, beberapa maskapai sudah membuka rute baru.
Menparekraf Sandiaga Uno sempat mengatakan akun media sosialnya dipenuhi dengan keluhan harga tiket pesawat yang mahal. "Beberapa rekan media juga menanyakan ke kami apakah ada kemungkinan harga tiket pesawat domestik turun," kata Sandiaga.
Menparekraf menambahkan, aspirasi masyarakat tersebut sudah didengarnya selama lebih dari 9 bulan terakhir. "Dan ini yang perlu kita cari solusi bagaimana langkah-langkah kita ke depan. Kami terus mengoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan maskapai penerbangan," ujarnya.
Menparekraf juga melihat keseriusan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik dari para pemangku kepentingan. Hal itu juga terus dikoordinasikan secara intensif antara para pemangku kepentingan sehingga ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil.
"Karena ini memberatkan para pelaku di sektor parekraf dan kami berupaya untuk menekan biaya tiket pesawat domestik agar lebih terjangkau," katanya.
Menparekraf juga menekankan bahwa pihaknya saat ini masih terus mengkaji segala kemungkinan dan dampak dari penurunan harga tiket pesawat domestik.
"Kemenparekraf terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait secara intensif termasuk dengan maskapai, kami merasa perlu untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam upaya menekan biaya tiket pesawat domestik agar lebih terjangkau," katanya.
(ddn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol