Indonesia dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mengurangi kemiskinan melalui sektor pariwisata.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2024, lebih dari 25 juta orang hidup dalam kondisi kemiskinan.
Lantas, bagaimana pembangunan pariwisata dapat menjadi solusi dari masalah tersebut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Destinasi Pariwisata: Peluang Membuka Lapangan Kerja
Pengembangan destinasi pariwisata bukan hanya tentang mempercantik pantai atau membangun hotel mewah. Ini tentang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Dengan memperhatikan fasilitas wisata, aksesibilitas, dan pemberdayaan masyarakat, kita dapat membangun daya tarik wisata yang berkelanjutan. Dari guide, tukang ojek hingga pengrajin kerajinan tangan, seniman budayawan setiap orang dapat berkontribusi.
2. Pemasaran Pariwisata: Menarik Wisatawan, Meningkatkan Ekonomi
Upaya pemasaran yang efektif dapat menarik lebih banyak wisatawan, meningkatkan kunjungan dan berdampak positif pada ekonomi lokal ataupun nasional. Indonesia memiliki potensi pasar wisman dan wisnus yang signifikan.
Dengan memperkuat branding dan promosi pariwisata, kita dapat mengundang lebih banyak devisa dan menggerakkan roda ekonomi.
3. Industri Pariwisata: Dari Restoran hingga Akomodasi
Pengembangan industri pariwisata menciptakan pekerjaan di berbagai sektor. Restoran, akomodasi, transportasi, dan kerajinan semuanya terlibat.
Dengan memperkuat industri ini, kita dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Jangan lupakan UMKM yang berperan penting dalam ekosistem pariwisata.
4. Digitalisasi: Masa Depan yang Terbuka
Pemerintah Indonesia telah melakukan digitalisasi di sektor pariwisata. Distribusi, promosi, pembayaran, dan pelatihan semuanya bergerak menuju masa depan yang terbuka.
Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menghubungkan lebih banyak orang dengan peluang pariwisata.
Dengan komitmen bersama, pembangunan pariwisata dapat menjadi jalan menuju kemakmuran yang inklusif.
![]() |
Kemakmuran yang inklusif mengacu pada pembangunan ekonomi yang merata dan melibatkan semua lapisan masyarakat.
Ini berarti tidak hanya sejumlah orang yang mengalami peningkatan kesejahteraan, tetapi juga memperhatikan mereka yang berada di garis kemiskinan atau rentan.
Dalam konteks pembangunan pariwisata, kemakmuran yang inklusif berarti memastikan manfaat ekonomi dan peluang kerja dapat diakses oleh semua orang, termasuk masyarakat lokal dan kelompok yang terpinggirkan.
-------
Artikel ini ditulis Taufan Rahmadi, Pakar Strategi Pariwisata Nasional. Artikel merupakan kiriman pembaca dan telah disunting oleh tim redaksi.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol