Kisah di Balik 'Kampung Mati' Bantul, Ternyata....

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah di Balik 'Kampung Mati' Bantul, Ternyata....

Pradito Rida Pertana - detikTravel
Kamis, 11 Jul 2024 16:05 WIB
Suasana di kawasan rumah-rumah kosong di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul yang viral, Senin (8/7/2024).
Foto: Kampung Mati di Bantul (Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Di Bantul, ada 'Kampung Mati' yang ditinggalkan oleh penghuninya. Ternyata, kampung ini rencananya akan dibangun menjadi sebuah kampus.

Video yang memperlihatkan rumah-rumah kosong dengan narasi 'kampung mati' viral di media sosial. Diketahui lokasi rumah-rumah kosong itu berada di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul.

Lokasinya berada di tengah hutan jati. Suasananya pun sangat sepi. Tidak hanya di Kembang Putihan, suasana serupa juga di Pedukuhan Watugedug, Guwosari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, rumah-rumah kosong di Watugedug lebih banyak jumlahnya jika dilihat dari angka yang ditulis menggunakan cat semprot pada tiap dinding rumah.

Usut punya usut, ternyata 'Kampung Mati' itu telah dibebaskan untuk pembangunan kampus UIN Sunan Kalijaga Jogja.

ADVERTISEMENT

Saat dimintai konfirmasi, Lurah Guwosari, Masduki Rahmad menjelaskan bahwa proses pembangunan UIN telah tercetus sejak 2013. Sedangkan pembebasan lahan berlangsung dua tahun selanjutnya.

"Untuk proses pembebasan untuk kampus 2 UIN itu tahun 2015," kata Masduki, Senin (8/7).

Lahan untuk kampus 2 UIN itu seluas 73 hektare. Luasan lahan tersebut terdiri dari tiga pedukuhan di Guwosari yakni Pedukuhan Pringgading, Watugedug, dan Kembangputihan.

"Memang dari luasan 73 hektare itu di dalamnya ada sekitar 10-15 rumah yang sampai hari ini sudah terbebaskan semua, atau pemiliknya mendapat ganti untung," ujarnya.

Karena adanya pembebasan itu, maka rumah tersebut berubah menjadi rumah kosong. Pasalnya, hak atas aset dan tanah telah menjadi milik UIN Sunan Kalijaga.

"Sehingga karena warga yang mempunyai rumah tersebut sudah mendapatkan ganti rugi, akhirnya mereka harus melepaskan hak terhadap asetnya," ucapnya.

Namun, kata Masduki, hingga kini UIN belum membangun sehingga rumah kosong itu terkesan mangkrak.

"Sehingga aset-aset yang dimiliki dalam hal ini rumah dan bangunan-bangunan terkesan mangkrak. Terlebih warga tidak bisa memanfaatkannya lagi karena sudah dibayar oleh UIN," ujarnya.

Secara tegas, Masduki menampik jika ada Kampung Mati di Guwosari. Menurutnya, apa yang ada di medsos hanya mendramatisir suasana.

"Tidak ada itu ('kampung mati' di Guwosari). Saya pastikan kalau mereka pindah karena sudah tidak punya hak untuk menempati rumah tersebut karena sudah mendapat ganti untung dan mereka juga sudah membangun rumah baru," pungkasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikJogja.




(wsw/wsw)

Hide Ads