Traveler yang sedang mampir atau berwisata ke Sukabumi tak hanya dapat berkunjung ke wisata alam. Tetapi traveler juga bisa menjajal pengalaman wisata kebugaran di pewaris pengobatan tradisional Mak Erot lho.
Kisah tentang Mak Erot sang pakar kebugaran pria sudah dikenal sejak dahulu. Meskipun sudah berpulang, kemampuannya terwariskan kepada penerusnya. Salah satunya Baban Saepudin, cucu asli Mak Erot di Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Kisah ini memantik rasa penasaran Nanan (bukan nama sebenarnya). Pria asal Palangkaraya itu mengetahui kisah Mak Erot sejak dahulu. Ia juga tahu benar saat eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mewacanakan soal wisata kebugaran pria di Kampung Mak Erot beberapa tahun silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepertinya memang cocok kalau wacana itu benar-benar direalisasikan, karena terkadang tidak semua keluhan pria bisa diselesaikan dengan medis. Ada pengobatan tradisional yang mungkin bisa jadi pilihan," tutur Nanan, kala ditemui detikJabar di kediaman Baban Saepudin, Kampung Cigenteng, RT 01 RW 07, Desa/Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, belum lama ini.
Nanan sengaja jauh-jauh datang ke Cisolok hanya sekadar untuk mencoba pengobatan yang melegenda itu. Ia rela merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya ongkos ke Sukabumi dengan harapan bisa pulang sesuai niatnya datang.
"Ingin bugar, tahan lama kalau berhubungan dengan istri. Selama ini saya terlalu sibuk dengan pekerjaan, jadi ketika istri minta kondisi fisik dan pikiran kadang kurang mendukung. Akhirnya lemas di tengah jalan, jadi menurut saya tidak salah kalau kita ingin bugar melalui terapi tradisional semacam ini," lirihnya.
Nanan tidak ragu berbagi cerita, karena menurutnya hal itu merupakan persoalan lumrah ketika sudah membina keluarga. Ketika hal iu dibuat tabu, efeknya justru menjadi tidak baik.
"Niat saya hanya ingin menjaga keluarga tetap harmonis, membahagiakan istri apa salahnya," imbuhnya.
Pria 40 tahunan itu ditemui langsung oleh Baban Saepudin. Nanan tidak keberatan ketika detikJabar meminta izin untuk mengikuti prosesi yang dilakukannya. "Asal nama saya dirahasiakan saja, ya," candanya.
Baban kemudian menyodorkan beberapa bilah bambu yang dibuat sedemikian rupa. Bilah bambu itu menurut Baban mewakili ukuran yang diinginkan, nantinya bilah bambu itu akan diisi oleh nasi lemang, beras ketan yang dicampur dengan santan.
Nanan menepis semua ukuran itu, menurutnya apa yang dimilikinya saat ini sudah cukup. "Sudah pak haji, saya hanya ingin lebih bugar saja, yang ini saja yang sesuai (memilih bilah bambu)," bisiknya kepada Baban Saepudin.
Setelah 10 menit berkonsultasi sesuai keinginannya, Baban mengajak pria itu ke ruangan yang biasa digunakan untuk pemijatan. Sampai di titik ini prosesi berlanjut secara privat.
Sekitar 30 menit, Nanan keluar dari dalam ruangan. Ia tidak keberatan bercerita soal prosesi yang ia lalui. "Tadi itu dipiijat seperti biasa di sekitar itu menggunakan minyak khusus. Setelah itu saya minum herbal, rasanya memang agak hambar, kemudian makan nasi lemang dan memakan terong berukuran kecil," tuturnya.
"Ini baru selesai memang kerasa ada yang beda ya, seperti ada yang berubah, agak kebas. Kata pak haji tadi katanya nanti bisa langsung dirasakan setelah beberapa hari karena memang dilarang untuk berhubungan dulu untuk memperkuat efek pemijatan," sambungnya.
Nanan menyebut praktik yang ia jalani tidak ada cara-cara suntikan atau alat vakum atau sesuatu yang menurutya berbahan kimia. Ia melihat langsung bahkan dijelaskan setiap herbal yang sudah dijadikan ramuan.
"Tidak ada obat-obatan kimia, tidak ada alat, soalnya saat memijat juga tadi saya bisa merasakan semuanya. Minum ramuan juga sambil diperlihatkan akar-akaran dan dedaunan yang digunakan. Cuma memang tadi terong kecilnya katanya terong peuheur, rasanya agak pahit dan kebas di tenggorkan. Kalau sepintas saya sudah merasakan perbedaan sekarang," kata Nanan.
Sementara itu, Baban Saepudin menyebut keturunan asli dari mak Erot memang menggunakan bahan alami dan tanpa alat dan suntikan, apalagi bahan kimia. Semua ramuan itu warisan asli dari Mak Erot dan pijatanpun masih sama dengan cara-cara neneknya dahulu.
"Kami tidak ada kimiawi, karena kami bukan dokter atau ahli medis. Saya hanya meneruskan apa yang dilakukan nenek saya Mak Erot dahulu, baik itu penggunaan nasi lemang, ramuan akar dan daun lalu terong peheur begitu juga dengan minyaknya semua alami," jelas Baban.
Soal kondisi kebugaran yang mayoritas diinginkan oleh mereka yang datang, Baban menjelaskan ia menyesuaikan dengan keluhan dan apa yang dirasakan oleh pria tersebut.
"Sesuai keluhan dan keinginan begitu juga dengan kondisi tubuh prianya. Ada yang hanya cukup satu kali, ada yang beberapa kali tergantung. Ada yang memang harus direparasi ada yang memang kondisi awal sudah bagus hanya perlu ditambah jadi setiap orang ini berbeda," bebernya.
________________________
Baca artikel selengkapnya di detikJabar
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit