Menurunkan Harga Tiket Pesawat di Indonesia: Contoh Kasus dan Solusinya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Opini

Menurunkan Harga Tiket Pesawat di Indonesia: Contoh Kasus dan Solusinya

Taufan Rahmadi - detikTravel
Rabu, 17 Jul 2024 15:05 WIB
Ilustrasi penumpang pesawat
Foto: Ilustrasi pesawat (Getty Images/iStockphoto/Pollyana Ventura)
Jakarta -

Harga tiket pesawat yang mahal jadi sorotan. Sebenarnya, harga tiket pesawat bisa diturunkan, mari lihat contoh kasus dan solusi mengatasinya.

Pesawat adalah moda transportasi favorit bagi wisatawan, terutama karena kecepatannya yang dapat menghemat waktu perjalanan secara signifikan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2023, pesawat menduduki peringkat pertama sebagai pilihan moda transportasi wisatawan di Indonesia, mengungguli moda transportasi lainnya seperti kereta api dan bus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingginya preferensi terhadap pesawat ini menunjukkan betapa pentingnya peran tiket pesawat yang terjangkau dalam mendukung sektor pariwisata.

Harga tiket pesawat memiliki pengaruh besar terhadap pariwisata, karena biaya perjalanan adalah salah satu faktor utama yang dipertimbangkan wisatawan dalam merencanakan liburan.

ADVERTISEMENT

Jika harga tiket pesawat terlalu tinggi, destinasi wisata yang seharusnya menarik, bisa jadi kurang diminati. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan industri pariwisata dan ekonomi lokal.

Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, seharusnya menjadi destinasi wisata yang terjangkau dan mudah dijangkau.

Namun Menkomarvest Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah kesempatan mengungkapkan bahwa harga tiket pesawat di Indonesia merupakan yang termahal kedua di dunia. Situasi ini tidak hanya mempengaruhi wisatawan asing, tetapi juga merugikan mobilitas domestik warga negara kita sendiri.

Dalam artikel ini, kita akan coba membahas alternatif solusi dan usulan langkah-langkah strategis yang perlu diambil untuk menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia, disertai contoh kasus dari negara-negara lain yang berhasil mengatasi masalah serupa.

1. Deregulasi Industri Penerbangan

Contoh Kasus: Amerika Serikat

Deregulasi industri penerbangan di Amerika Serikat pada tahun 1978 telah membawa dampak positif bagi penurunan harga tiket. Melalui kebijakan ini, pemerintah AS menghapuskan kontrol ketat terhadap tarif, rute, dan jadwal penerbangan, yang pada gilirannya mendorong persaingan sehat antar maskapai.

Indonesia bisa mempertimbangkan langkah serupa dengan melakukan deregulasi tertentu untuk memungkinkan maskapai baru masuk dan berkompetisi secara adil, yang dapat menurunkan harga tiket.

2. Subsidi dan Insentif untuk Maskapai

Contoh Kasus: India

India telah berhasil menurunkan harga tiket pesawat melalui berbagai subsidi dan insentif kepada maskapai penerbangan. Pemerintah India memberikan subsidi bahan bakar dan mengurangi pajak untuk maskapai yang melayani rute-rute yang kurang menguntungkan.

Di Indonesia, pemerintah dapat menawarkan subsidi atau insentif pajak kepada maskapai penerbangan yang bersedia membuka rute baru atau meningkatkan frekuensi penerbangan di rute-rute tertentu.

3. Pengembangan Infrastruktur dan Efisiensi Operasional

Contoh Kasus: Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan infrastruktur bandara dan efisiensi operasionalnya. Bandara-bandara di UEA dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dengan layanan yang efisien dan biaya operasional yang rendah.

Indonesia perlu meningkatkan infrastruktur bandara dan efisiensi operasional untuk mengurangi biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang. Peningkatan teknologi dan otomatisasi proses juga bisa menjadi langkah yang efektif.

4. Peningkatan Jumlah dan Kompetisi Antar Maskapai

Contoh Kasus: Uni Eropa

Di Uni Eropa, liberalisasi pasar penerbangan telah memungkinkan maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carriers) berkembang pesat. Ini menciptakan persaingan yang sehat dan menekan harga tiket.

Indonesia perlu mendorong lebih banyak maskapai bertarif rendah masuk ke pasar domestik, sehingga akan memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen dan menurunkan harga.

5. Kolaborasi dengan Sektor Pariwisata dan Peningkatan Permintaan

Contoh Kasus: Thailand

Thailand telah berhasil menarik wisatawan melalui kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor pariwisata. Kampanye promosi yang efektif dan paket wisata yang terjangkau telah meningkatkan permintaan penerbangan ke dan dari Thailand.

Indonesia dapat mengadopsi strategi serupa dengan memperkuat kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maskapai penerbangan, dan industri perhotelan untuk menawarkan paket wisata menarik yang akan meningkatkan volume wisatawan dan menurunkan harga tiket melalui ekonomi skala.

Menurut laporan dari International Air Transport Association (IATA), biaya operasional maskapai di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara, yang disebabkan oleh harga bahan bakar avtur yang mahal dan pajak yang tinggi .

Menurunkan biaya ini akan berdampak langsung pada harga tiket. Selain itu, laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ada peningkatan signifikan dalam permintaan perjalanan udara domestik yang tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas kursi. Kondisi ini akan menambah tekanan pada harga tiket yang semakin melambung.

Pengamat pariwisata Taufan RahmadiPengamat pariwisata Taufan Rahmadi Foto: (dok. Istimewa)

Menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia memerlukan pendekatan holistik dan kolaboratif. Pemerintah, maskapai penerbangan, dan sektor pariwisata harus bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penurunan harga.

Dengan belajar dari pengalaman negara lain dan mengadopsi praktik terbaik, Indonesia dapat membuat perjalanan udara lebih terjangkau bagi semua orang, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

-------

Artikel ditulis oleh Taufan Rahmadi, Pakar Strategi Pariwisata Nasional. Artikel merupakan kiriman pembaca detikcom dan tidak mencerminkan pandangan redaksi.




(wsw/wsw)

Hide Ads