Apa yang membuat Paro unik?
Kombinasi faktor geografis membuat Paro dan sebagian besar wilayah Bhutan memiliki pemandangan yang menakjubkan. Lanskap itu juga memerlukan keterampilan yang sangat khusus agar bisa terbang masuk dan keluar dari Paro.
Paro adalah bandara kategori C, yang berarti pilot harus memiliki pelatihan khusus untuk terbang ke sana. Mereka harus melakukan pendaratan secara manual, tanpa radar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang dikatakan Dorji, sangat penting bagi pilot untuk mengetahui lanskap di sekitar bandara. Karena salah sedikit saja, Anda bisa mendarat di atas rumah seseorang.
"Di Paro, Anda benar-benar harus memiliki keterampilan dan kompetensi area pengetahuan lokal. Kami menyebutnya pelatihan kompetensi area atau pelatihan area atau pelatihan rute dari terbang dari mana saja ke Paro," katanya.
Bhutan, yang terletak di antara China dan India, lebih dari 97% wilayahnya terdiri dari pegunungan. Ibu kotanya, Thimpu, berada di ketinggian 2.350 MDPL di atas permukaan laut dan bandara Paro sedikit lebih rendah
"Pada ketinggian yang lebih tinggi, udaranya lebih tipis, sehingga pesawat harus terbang lebih cepat," jelas Dorji. Selain menerbangkan pesawat, ia juga melatih para pilot dan kru kabin Druk Air.
"Kecepatan udara Anda yang sebenarnya akan sama, tetapi kecepatan udara Anda yang berlawanan dengan tanah jauh lebih cepat," urai dia.
Variabel berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah cuaca. Siapa pun yang pernah terbang ke Paro dari New Delhi, Bangkok, Kathmandu, atau mulai Oktober 2024, Hanoi, kemungkinan besar harus bangun pagi-pagi sekali untuk penerbangan mereka.
Hal ini dikarenakan petugas bandara lebih memilih semua pesawat mendarat sebelum tengah hari demi keamanan yang optimal karena kondisi angin yang kencang.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?