Ke Baduy Pakai Transportasi Umum: Murah, Satset, dan Pengalaman 'Rally Dakar'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ke Baduy Pakai Transportasi Umum: Murah, Satset, dan Pengalaman 'Rally Dakar'

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Kamis, 23 Jan 2025 23:22 WIB
Stasiun Rangkasbitung
Stasiun Rangkasbitung. (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Banten bisa menjadi pilihan destinasi liburan akhir pekan ini atau libur pekan panjang pekan depan. detikTravel sudah lebih dulu menjajal menuju Baduy dengan transportasi umum, cek sini rute dan bujetnya, ya.

Seperti yang sudah masyhur di mana pun, Suku Baduy adalah satu satu suku adat yang masih mampu menjaga adat budaya yang kental. Untuk mengunjungi Suku Baduy, sulit buat traveler yang tinggal di Jakarta.

Beberapa waktu lalu detikTravel berkunjung ke Suku Baduy Luar yang berada di Desa Kanekes, Lebak, Banten. Rombongan detikTravel memilih ngeteng dengan transportasi umum dari Stasiun Tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yes! detikTravel pun memulai perjalan di stasiun tersebut, dengan menggunakan KRL menuju ke Stasiun Rangkasbitung. Waktu tempuh dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Rangkasbitung sekitar dua jam perjalanan.

Untuk harga KRL dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Rangkasbitung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 7 ribu. Sesampainya di Stasiun Rangkasbitung, traveler hendaklah mencari angkot berwarna merah, bernomor 07 yang akan mengantarkan traveler ke Terminal Aweh.

ADVERTISEMENT

Saat berada di Stasiun Rangkasbitung, sebetulnya terdapat dua opsi kendaraan untuk mengantarkan kita ke Terminal aweh yakni ojek dan angkot. Tentunya jika menggunakan ojek tak akan semurah menggunakan angkot.

Naiklah kami ke dalam angkot 07 berwarna merah itu dengan jarak tempuh kurang lebih 15 menit dan harga ongkosnya hanya Rp 5 ribu. Perjalanan selanjutnya dilanjutkan dengan menggunakan elf untuk menuju ke Terminal Ciboleger atau pintu masuk menuju area Baduy via Ciboleger.

Di sini pengalaman yang bagi detikTravel adalah sesuatu yang menarik (walaupun agak menegangkan), elf ini membawa rombongan yang berjumlah kurang lebih 15 penumpang lainnya untuk menghajar jalan yang buruk.

Kemacetan menuju Terminal CibolegerKemacetan menuju Terminal Ciboleger. (Andhika Prasetia/detikcom)

Di situlah rasa 'Rally Dakar' disuguhkan oleh sang sopir. Dengan gas yang agaknya ia bejek dalam-dalam mobil pun melaju dengan kecepatan cukup tinggi di tengah jalanan yang rusak. Bukan jadi persoalan bagi sang sopir.

Untungnya rasa ngeri perjalanan terobati dengan pemandangan persawahan luas yang membentang hijau bak lukisan indah. Jarak tempuh menggunakan elf ini sekitar 2 jam dengan ongkos yang perlu dikeluarkan sebesar Rp 30 ribu per orangnya.

Sehingga total perjalanan dari Jakarta menuju Baduy sekitar 5 jam menggunakan transportasi umum. Sesampainya di sana, detikTravel disambut dengan kemacetan yang cukup panjang sehingga elf yang kami tumpangi harus menurunkan penumpang kurang lebih 700 meter dari titik akhir Terminal Ciboleger.

Kemacetan itu terjadi karena masyarakat berbondong-bondong untuk berwisata ke Baduy, kendaraan dengan plat beragam mulai dari plat B, F, D dan yang lainnya berderet dalam kemacetan. Untungnya berjalan kaki sehingga tak perlu memikirkan tempat parkir kendaraan.

Karena saat berada di Terminal Ciboleger, tempat parkir untuk mobil, apalagi bus sudah sulit ditemui. Padat pengunjung, itu jadi kesan pertama berada di Baduy.

Memang bukan tanpa alasan kepadatan pengunjung di Baduy ini terjadi. Alasannya sangat konkret dan semua orang memburunya yakni durian. Ya, akhir bulan Desember 2024 hingga akhir Januari 2025 ini adalah musim durian di Baduy.

So, siapa mau mencoba?




(upd/fem)

Hide Ads