Singapore Airlines bertekad untuk menggunakan bahan bakar berkelanjutan atau SAF demi masa depan dunia penerbangan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Untuk tujuan mulia itu, Singapore Airlines Group (SIA) melakukan tanda tangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Aether Fuels (Aether), sebuah perusahaan teknologi iklim yang berencana membangun fasilitas produksi SAF di Amerika Serikat dan Asia Tenggara.
Berkat kerja sama itu, Singapore Airlines berpotensi mendapatkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan murni (SAF) dari Aether.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjanjian ini mencakup komitmen SIA Group untuk membeli SAF murni dalam jangka waktu lima tahun saat pabrik Aether mulai berproduksi secara komersial, dengan opsi perpanjangan selama lima tahun ke depan.
SAF murni ini akan dicampur dengan bahan bakar jet konvensional sebelum didistribusikan ke bandara-bandara yang dilayani oleh Singapore Airlines dan Scoot.
Aether akan memanfaatkan limbah karbon sebagai bahan baku untuk memproduksi SAF menggunakan teknologi inovatif dan eksklusif, Aether Aurora. Metode ini mengurangi biaya modal, meningkatkan efisiensi produksi, dan menghasilkan SAF yang lebih banyak dibandingkan dengan teknik yang sudah ada.
Chief Sustainability Officer Singapore Airlines, Lee Wen Fen, mengatakan kemitraan tersebut merupakan langkah SIA Group untuk mencapai tujuan dekarbonisasi jangka panjang, yaitu emisi karbon nol pada tahun 2050.
"Melalui kolaborasi dengan mitra ekosistem yang sejalan dengan kami seperti Aether, kami bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan adopsi SAF dalam operasional penerbangan kami, serta membangun fondasi bagi masa depan perjalanan udara yang lebih berkelanjutan," ucap Lee Wen Fen dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025).
Sementara itu, Conor Madigan, Chief Executive Officer Aether Fuels, menyatakan rasa bangganya karena dapat bergabung dengan ekosistem inovator teknologi SAF seperti SIA Group.
"Tujuan dekarbonisasi mereka menginspirasi inovasi di seluruh rantai pasok dan mendorong perusahaan seperti Aether untuk mengembangkan solusi yang menggabungkan teknologi dengan strategi bahan baku generasi berikutnya. Kolaborasi ini akan memperdalam pemahaman kami tentang prioritas pelanggan dan pasar SAF, khususnya di Asia Tenggara," ujar Madigan.
Aether didirikan pada tahun 2022 oleh Xora, sebuah perusahaan ventura teknologi yang didukung oleh Temasek. Sejak itu, perusahaan ini telah memperluas timnya di Asia Tenggara dan mengembangkan operasinya di Chicago, AS.
Di Chicago, mereka mendirikan pusat penelitian dan pengembangan. Proyek produksi berskala komersial Aether yang akan datang di Amerika Serikat dan Asia Tenggara akan menghasilkan SAF bersertifikat CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation).
"Sangat menggembirakan melihat SIA Group berkomitmen pada tujuan keberlanjutan untuk memajukan SAF. Teknologi Aurora kami memungkinkan produksi SAF dengan bahan baku ramah lingkungan yang paling fleksibel. Kolaborasi dengan SIA Group ini mencerminkan fokus dan komitmen bersama yang akan mempercepat inovasi dan adopsi SAF," ungkap Phil Inagaki, Managing Partner dan Chief Investment Officer Xora serta Board Chair Aether Fuels.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia