Gejolak Politik Bikin Pariwisata Thailand Oleng

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 02 Sep 2025 13:48 WIB
Ilustrasi. (Athit Perawongmetha/Reuters)
Jakarta -

Ketidakstabilan politik di Thailand mulai berdampak pada sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan asing dilaporkan menurun, sedangkan pelaku industri khawatir situasi ini bisa menggerus pemasukan negara dari sektor andalan tersebut.

Dikutip dari Bangkok Post, Selasa (2/9/2025) Managing Director C9 Hotelworks, yang merupakan konsultan perhotelan di Phuket, Bill Barnett, menilai kondisi politik Thailand membuat kebijakan nasional tidak berjalan konsisten.

"Ketidakpastian politik telah menyebabkan diskontinuitas dalam hal kebijakan nasional, termasuk stimulus pariwisata dan pendanaan pembangunan infrastruktur," ujarnya.

Menurut Barnett, investor memang masih menggarap properti baru. Namun, ia mengkhawatirkan proyek-proyek publik berskala besar justru tertahan akibat instabilitas pemerintah.

Beberapa rencana penting seperti jalan tol baru, transportasi kereta ringan di Phuket, hingga pengembangan bandara setempat terhambat. Selain itu, proyek strategis nasional seperti kereta cepat yang menghubungkan tiga bandara dalam Koridor Ekonomi Timur serta pembahasan RUU kompleks hiburan juga masih belum jelas.

"Operator pariwisata juga khawatir pemberian 200.000 penerbangan domestik kepada wisatawan mancanegara akan tertunda mulai bulan ini," kata dia.

Barnett membandingkan situasi tersebut dengan Vietnam yang dinilai lebih stabil dalam pengembangan infrastruktur. Tak hanya itu, ia juga menyoroti bahwa kekosongan politik Thailand bisa menunda penyelesaian konflik perbatasan dengan Kamboja, yang turut mempengaruhi kepercayaan wisatawan.

"Vietnam memiliki kebijakan dan rencana yang lebih konsisten, termasuk proyek kereta cepat yang menghubungkan Hanoi dan Ho Chi Minh City," katanya.

"Orang asing melihat Thailand sebagai tempat aman, tapi sengketa perbatasan membuat mereka ragu untuk berkunjung atau tinggal lebih lama," ujar Barnett.

Barnett pun mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan asing tahun ini diperkirakan hanya sekitar 35,5 juta, sama dengan tahun lalu atau bahkan lebih rendah. Salah satu penyebabnya adalah lesunya pasar China.

"Beberapa bulan lalu kami masih optimistis dengan akhir tahun, tapi sekarang tidak. Kami kehilangan momentum. Ini mengkhawatirkan," kata Barnett.

Kondisi musim sepi pariwisata tahun ini juga lebih lemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menjelang kuartal keempat yang biasanya jadi puncak kunjungan, Phuket diperkirakan masih mampu bertahan meski tidak sekuat tahun lalu.

Jumlah kedatangan wisatawan diproyeksi turun sekitar 5%, sementara tarif rata-rata kamar hotel bisa jatuh lebih dari 10% dari tahun ke tahun. Menariknya, banyak wisatawan mulai melirik Vietnam.

"Tarif kamar rata-rata di hotel mewah Vietnam kurang dari setengah harga yang berlaku di Thailand," tutup Barnett.



Simak Video "Video: BPS Dilaporkan ke PBB soal Data Pertumbuhan Ekonomi 5,12%"

(upd/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork