Trail Run JOTR 2025: Berlari di Jalur Steril, Disambut Kabut Magis di Suryakencana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Trail Run JOTR 2025: Berlari di Jalur Steril, Disambut Kabut Magis di Suryakencana

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 03 Okt 2025 09:05 WIB
Uyung dan Eko di JOTR 2025
Dua pelari detikcomrunners, Eko (kiri) dan Uyung di start di JOTR 2025. (dok. pribadi)
Jakarta -

Ratusan pelari trail dari berbagai daerah meramaikan JOTR 2025 (Jakarta Open Trail Run) yang digelar di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dua runners dari detikcomrunners ambil bagian dan sama-sama merasakan jalur steril dan kabut di alun-alun Suryakencana.

Sejak bendera start dikibarkan, suasana kompetisi terasa begitu hangat, di tengah dingin hawa Cibodas. Para peserta antusias memulai race itu, termasuk dua perwakilan detikcomrunners, Uyung Pramudya dan Eko Tri Hatmono. Mereka ambil bagian di kategori 20k. Kelompok ini memulai race dengan start dari Cibodas menuju puncak Gunung Gede dan turun melalui jalur Gunung Putri kemudian kembali menuju titik start yang juga menjadi spot finish.

Uyung terpukau dengan jalur steril dari pendaki lain selama lomba. "Sebenarnya saya senang-senang ikut JOTR ini, karena sebelumnya saya ikut memperkuat tim detikcomrunners di ITB Ultra Relay 180k. Nggak ngotot catat waktu terbaik, menikmati jalur saja. Eh, ternyata kejutan banget jalurnya steril, merasakan momen-momen sendirian di jalur," kata Uyung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang paling epik saat tiba di Alun-alun Surakencana. Sepi banget. Sudah begitu kabut tebal banget. Setelah mau turun, baru kabut terbuka dan cuaca cerah. Magis banget," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Uyung dan Eko di JOTR 2025Uyung di Alun-alun Suryakencana JOTR 2025 (dok. pribadi)

Uyung melahap jalur sepanjang 20 km dengan waktu tempuh kurang lebih 10 jam, tersisa dua jam dari batas waktu cut of time (COT) yang ditentukan.

Eko finish lebih dulu ketimbang Uyung. Dia menghabiskan waktu tujuh jam mencapai finish.

"Meskipun sudah beberapa kali naik ke Gunung Gede, baru kali ini Alun-alun Suryakencana serasa milik sendiri, race trail run yang sangat steril karena semua kegiatan pendakian benar-benar ditutup," kata Eko.

Eko di JOTR 2025Eko di JOTR 2025, jalur diselimuti kabut. (dok. pribadi)

"Saya mengikuti kategori 20K (1 loop), semua marka terpasang dan terlihat dengan baik, yang saya salut ada marshall di Puncak Gede. Overall event race JOTR 2025 sangat baik, semoga di 2026 tetap terselenggara dan semakin baik lagi," dia menambahkan.

Dengan kombinasi lintasan menantang, kabut magis Suryakencana, serta komitmen menjaga alam, JOTR 2025 kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu ajang trail run paling berkesan di Indonesia. Para peserta pun pulang dengan cerita yang tak hanya soal catatan waktu, tapi juga tentang kedekatan dengan alam dan sesama pelari.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads