Hubungan China dan Jepang memanas. Pariwisata Korea Selatan pun mendapatkan durian runtuh berkat turis-turis China.
Dikutip dari Global Times, Selasa (17/11/2025), turis-turis China beramai-ramai membatalkan tiket perjalanan ke Jepang dan mengalihkan tujuan ke negeri ginseng untuk liburan akhir tahun ini.
Perubahan destinasi tujuan dari Jepang ke negara lain berlangsung masif dan cepat. Data dari agen perjalanan daring Qunar selama akhir pekan, pada 15-16 November, menunjukkan bahwa Jepang sudah tergantikan oleh Korea Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korea Selatan menempati peringkat pertama hingga Senin. Seoul di Korea Selatan adalah tujuan wisata yang paling banyak dicari," tulis Qunar pada Sabtu.
Destinasi lain yang masuk dalam indeks pencarian tertinggi oleh turis China adalah Bangkok, Hong Kong, Singapura, Kuala Lumpur, Makau, Sydney, dan Bali. Di antara destinasi-destinasi tersebut, volume pencarian untuk Singapura, Sydney, dan Bali meningkat lebih dari 10 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
Akibat masalah itu, pertumbuhan pemesanan tiket pesawat untuk tahun baru menjadi lebih beragam dan tersebar ke negara lain.Turis China tidak takut liburan, hanya saja mengalihkan destinasi.
Beberapa destinasi wisata luar negeri yang sebelumnya kurang diminati kini menunjukkan peningkatan pemesanan tiket pesawat yang signifikan. Di antaranya, Sri Lanka, Uzbekistan, dan Kamboja. Bahkan, pemesanan tiket penerbangan ke Sri Lanka mengalami lonjakan 36 persen dan Uzbekistan 21 persen.
Yang Han, peneliti di Qunar Big Data Research Institute, mengatakan bahwa permintaan perjalanan luar negeri di luar jam sibuk di kalangan wisatawan China tetap kuat hingga akhir 2025. Beberapa wisatawan yang awalnya berencana mengunjungi Jepang telah beralih ke destinasi lain, sehingga pilihannya menjadi lebih beragam.
"Korea Selatan kini telah menggantikan Jepang sebagai destinasi wisata luar negeri terpopuler. Sementara itu, Hong Kong dan Makau, yang letaknya berdekatan, serta negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia, yang menawarkan pilihan perjalanan hemat, tetap sangat populer di kalangan wisatawan China," kata Yang.
Baca juga: Wisata Jepang Mulai Terimbas Larangan China |
Kondisi itu dipicu pengumuman oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China yang mengeluarkan travel warning atau imbauan kepada warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang pada Sabtu (15/11). Kementerian itu menyebutkan bahwa beberapa warga China diserang saat liburan ke negeri sakura, sehingga keamanan pariwisata di sana dipertanyakan.
Faktanya, tensi antara kedua negara memang sedang memanas. Hubungan kedua negara tersebut sedang tidak baik-baik saja.
Peringatan perjalanan itu tak hanya dipicu kekhawatiran soal keamanan wisatawan, tetapi juga dipengaruhi dinamika politik yang meningkat setelah pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi terkait kemungkinan respons militer Jepang jika terjadi konflik di Taiwan. Pernyataan tersebut dikecam Beijing sebagai bentuk campur tangan Jepang dalam urusan dalam negeri China.
Ketegangan itu merembet ke sektor pariwisata. Maskapai-maskapai China langsung menawarkan refund dan penjadwalan ulang gratis untuk penerbangan ke Jepang. Di saat bersamaan, agen-agen perjalanan mulai menyesuaikan paket wisata mereka. Bahkan, Hong Kong turut mengeluarkan imbauan serupa terkait keamanan warga mereka di Jepang.
Turis-turis China yang ingin liburan pada Desember hingga tahun baru juga mulai waswas untuk liburan ke Jepang setelah travel warning itu. Mereka beramai-ramai membatalkan perjalanan ke Jepang dan mengalihkan liburan ke negara lain.
Selain itu, sejumlah maskapai penerbangan China, termasuk Air China, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, Hainan Airlines, Xiamen Airlines, Spring Airlines, dan Sichuan Airlines, menawarkan refund kepada calon penumpang. Kebijakan itu memungkinkan penumpang yang memenuhi syarat untuk mengubah atau mengembalikan uang tiket mereka secara gratis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa pernyataan keliru PM Jepang Takaichi tentang Taiwan telah sangat melukai perasaan rakyat China dan merusak suasana interaksi antara China dan Jepang.
"Jepang perlu tetap berkomitmen pada semangat empat dokumen politik antara China dan Jepang, segera mengoreksi pernyataan dan tindakan yang keliru, dan menghindari kerusakan lebih lanjut pada hubungan China-Jepang," ujar Mao.
Simak Video "Video: Tegang! Jepang Imbau Warganya di China untuk Hati-hati "
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)












































Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo