Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan imbauan keamanan bagi warganya di Jepang setelah laporan kemunculan beruang di sejumlah area permukiman meningkat drastis. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan.
Jepang terus mencatatkan pertumbuhan pariwisata yang impresif. Namun, tren baik itu juga kini mulai terganggu dengan beberapa permasalahan.
Selain adanya ketegangan dengan China, Jepang juga tak bisa memungkiri adanya kekhawatiran di beberapa wilayah terkait serangan beruang.
Mengutip Yahoo News, Jumat (21/11/2025) wilayah-wilayah terpencil di Jepang yang biasanya diminati wisatawan karena suasananya yang tenang justru kini menjadi sorotan pemerintah asing, termasuk AS, yang mengeluarkan peringatan perjalanan khusus.
Dalam peringatan perjalanan tertanggal 12 November 2025, Kedutaan Besar Amerika Serikat menyoroti meningkatnya penampakan dan serangan beruang di beberapa wilayah Jepang, terutama di Prefektur Hokkaido dan Akita.
Data Kementerian Lingkungan Hidup Jepang menunjukkan adanya 196 interaksi antara manusia dan beruang hingga Oktober 2025, angka tertinggi sepanjang pencatatan. Bulan Oktober bahkan mencatat 88 kasus serangan, jumlah tertinggi dalam satu bulan.
"Penampakan dan serangan beruang telah meningkat di beberapa wilayah Jepang, terutama di kota-kota yang dekat atau berdekatan dengan daerah padat penduduk," tulis peringatan dari Kedutaan Besar AS.
Di Sapporo, otoritas setempat sempat menutup Taman Maruyama selama dua pekan setelah adanya penampakan beruang di kawasan yang bersebelahan dengan Konsulat Jenderal AS.
Dampak Perubahan Iklim, Beruang Masuk Kota
Jepang menjadi habitat bagi dua spesies beruang: beruang cokelat dan beruang hitam Asia atau yang sering disebut beruang bulan. Perubahan iklim disebut berdampak pada ketersediaan sumber makanan kedua spesies tersebut, membuat mereka menjelajah keluar dari habitat alaminya dan masuk ke area berpenduduk.
Situasi itu menimbulkan konsekuensi fatal. Dalam periode April hingga Oktober 2025, sebanyak 13 orang dilaporkan tewas akibat serangan beruang, sejumlah insiden terjadi bukan hanya di alam liar, tetapi juga di lingkungan yang tidak terduga seperti supermarket, halte bus, hingga resor pemandian air panas di Kitakami yang menyebabkan seorang pekerja terluka.
Merespons meningkatnya ancaman, Pemerintah Jepang menurunkan pasukan ke beberapa kawasan di wilayah utara serta memperketat langkah mitigasi. Tindakan yang dilakukan meliputi pemasangan perangkap, pemindahan beruang menggunakan truk, dan penggunaan semprotan anti beruang untuk mencegah serangan.
Meski demikian, otoritas mengakui bahwa aktivitas beruang yang memuncak pada musim gugur berkembang lebih cepat dari kemampuan pengawasan di lapangan.
"Kami menghimbau semua pengunjung untuk selalu tekun dan waspada terhadap lingkungan sekitar, baik untuk keperluan rutin maupun keperluan lainnya," peringatan Kedutaan Besar AS.
Beruang juga dilaporkan muncul di sejumlah permukiman lain di Hokkaido dan Akita. Setiap kali terjadi penampakan, pemerintah setempat biasanya akan menutup area publik seperti taman demi keamanan warga dan wisatawan.
Simak Video "Video: Jepang Darurat Serangan Beruang, 220 Kasus Terjadi Sejak April 2025"
(upd/fem)