Dunia menyadari keberadaan Suku Bugis sebagai pelaut ulung. Sejarah mencatat, pada 1986 silam, suku di pedalaman Sulawesi ini berhasil menyentuh dataran Vancouver, Kanada. Tak berbekal kompas, apalagi peta. Perahu canggih pun mereka belum paham. Suku ini hanya menggantungkan nyawa pada dua hal: pengetahuan astronomi turun-temurun dan kapal hasil kepiawaian tangan mereka.
Perahu Pinisi telah menjadi sarana transportasi tradisional masyarakat Bugis sejak berabad silam. Megah dan kokoh. Perhitungannya benar-benar tepat tanpa pengetahuan berarti tentang sains dan sistem ukuran. Perahu ini dibuat hanya berdasar pengetahuan yang diperoleh dari kakek dan nenek moyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengrajin harus menghitung hari untuk mulai mencari kayu. Hari baik biasanya jatuh pada hari ke lima, atau ke tujuh di bulan tersebut. Pencarian dipimpin oleh seorang Punggawa, yang punya posisi kepala tukang.
Tradisi membuat perahu lalu dimulai. Saat pemotongan, lunas (bagian paling bawah pada kapal) diletakkan menghadap timur laut. Balok lunas bagian depan adalah simbol lelaki, sementara bagian belakangnya adalah simbol wanita. Lunas tersebut kemudian dibacakan mantera. Bagian yang akan dipotong ditandai dengan pahat. Pemotongan dilakukan menggunakan gergaji, dan harus sekaligus tanpa boleh berhenti.
Karena kepiawaiannya ini, Kabupaten Bulukumba dijuluki Butta Panrita Lopi (bumi atau tanah para ahli pembuat perahu phinisi). Hingga sekarang, pembuatan perahu pinisi sebagai kerajinan asli Suku Bugis masih bisa Anda lihat sendiri. Dari Bulukumba ke Tana Beru bisa dicapai dengan kendaraan bermotor, dengan jarak sekitar 23 kilometer.
Pinisi punya dua tiang dan tujuh layar. Tiga di ujung depan, dua di bagian depan, dua lagi bagian belakang. Tujuh helai layar itu, punya makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera di dunia. Hingga sekarang pun, Pinisi senantiasa mengingatkan kita bahwa Indonesia sejatinya adalah negara maritim.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana