Negeri Seribu Warung Kopi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Negeri Seribu Warung Kopi

Yudi Syahrullah - detikTravel
Sabtu, 30 Des 2017 11:23 WIB
loading...
Yudi Syahrullah
Ngopi bareng kawan - kawan Aceh di Sabang
Sanger Arabica dan Kudapannya
Kopi Sanger dan Espresso di Warung Kopi Solong
Kopi Sanger Sebelum diaduk
Sanger Dingin NOOK cafe, Kopi favorit selama di Banda Aceh
Negeri Seribu Warung Kopi
Negeri Seribu Warung Kopi
Negeri Seribu Warung Kopi
Negeri Seribu Warung Kopi
Negeri Seribu Warung Kopi
Jakarta - Kopi selalu jadi teman terbaik untuk memulai atau menghabiskan hari. Berlibur ke Aceh, jangan kewatkan untuk mampir di warung kopinya.Aktifitas pagi hari yang sering dilakukan oleh masyarakat Aceh terutama kaum pria adalah pergi ke warung kopi. Saya pun selama tinggal di Aceh melakukan hal yang serupa, pagi sebelum mengajar saya ke warung kopi, siang jam istirahat saya pergi ke warung kopi dan sore sampai malam pun saya masih ke warung kopi. Jadi dalam satu hari, saya bisa 3 kali kewarung kopi. Di sana orang dengan berbagai macam latar belakang dan profesi berbaur menjadi satu. Mereka sekedar berdiskusi ringan sampai dengan diskusi berat kearah politik atau pun bisnis. Ada yang bilang, masyarakat Aceh itu malas karena hobinya nongkrong saja di warung kopi. Tetapi sebenarnya mereka pun terkadang melakukan hal produktif diwarung kopi seperti transaksi jual beli misalnya. Sebagai contoh saat saya membutuhkan motor untuk transportasi, saya mencari informasi penjual motor dan ketemu calon penjual pun di warung kopi.Salah satu kopi yang paling favorit buat saya adalah Kopi Sanger, yaitu kopi yang dicampur dengan susu. Saya mulai mengenal kopi sanger sebetulnya semenjak saya tinggal di Surabaya. Di sana saya biasanya mengerjakan tugas kuliah di warung Aceh karena kebetulan salah satu kawan saya adalah orang Aceh. Biasanya setelah minum kopi sanger tersebut, malamnya kami semua sulit tidur. Β Ada beberapa tempat pilihan warung kopi yang sering kami datangi, diantaranya Solong, Zakir dan yang terakhir Woyla. Yang terakhir jadi pilihan kami karena tempatnya yang asyik dan WIFI nya yang lumayan ngebut. Hampir semua warung kopi di Aceh menyediakan fasilitas WIFI dan membuat orang betah berlama-lama di warung kopi. Termasuk para mahasiswa yang mengerjakan tugas ataupun sekedar bermain Game. Seringkali saya bertemu mahasiswa saya ketika saya sedang diwarung kopi dekat kampus.Biasanya selain kopi, warung-warung ini menyediakan camilan atau jajanan untuk melengkapi kopi yang disajikan. Bahkan diwarung kopi besar seperti zakir dilengkapi dengan makanan yang cukup mengenyangkan seperti Mie Aceh. Selama bulan ramadhan, warung kopi Aceh justru makin ramai dikunjungi. Akan tetapi, warung kopi ini biasanya buka setelah salat tarawih dilakukan sampai dengan dini hari menjelang sahur. Bulan puasa di Aceh sungguhlah sangat terlihat lebih hidup karena aktifitas masyarakatnya semakin ramai. Betapa saya sangat rindu merasakan bulan ramadhan di Aceh.Selama saya tinggal di Aceh, saya tidak pernah minum kopi sachet instant yang lebih dulu saya kenal selama hidup di Tangerang. Bahkan rasanya ketika saya sudah pulang dari Aceh, lidah saya seperti tidak nyaman mengkonsumsi kopi sachet instant.Bahkan menurut saya kopi sanger dingin seharga 12 ribu di salah satu kedai kopi di Aceh sana masih lebih enak dari kopi seharga hampir 50 ribu di jakarta yang cukup populer dikalangan masyarakat.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads