Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis

arivia nurhuda - detikTravel
Selasa, 30 Sep 2014 17:28 WIB
loading...
arivia nurhuda
Pulau Komodo nan eksotis
Pintu masuk kampung Komodo nan ramah
Komodo hewan purba yang tersisa
Background Pulau Rinca
Kantor Balai Taman Nasional Komodo
Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis
Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis
Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis
Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis
Pulau Komodo yang Liar dan Eksotis
Jakarta - Pesona reptil purba Komodo mengundang banyak wisatawan datang ke Pulau Komodo. Di balik alam Pulau Komodo yang liar dan eksotis, tersimpan banyak cerita tersendiri. Mulai dari keramahan penduduk, sampai keindahan pulau.Mengarungi asa ke pulau seberang tenggara timur Indonesia, adalah sebuah mimpi besar saya yang menjadi kenyataan. Selama ini keindahan dan pemandangannya hanya saya lihat dari layar kaca maupun media lainnya. Sekarang sudah menjadi nyata dan bisa saya saksikan secara langsung dengan segala keindahan dan kejutan yang lebih indah dan lebih mempesona.Saat pertama kali memandangnya di pagi yang cerah, saya terombang-ambing oleh kuatnya ombak di atas perahu nan tua yang beralaskan dek kayu dan beratap birunya langit. Saya tak hentinya berdecak kagum.Sejauh mata memandang adalah gugusan Pulau Komodo dengan tebing-tebing dan pantai-pantainya yang eksotis. Ini membuat perjalanan yang menguras waktu dan tenaga terbayar habis oleh keindahanya.Tibalah kapal bersandar di dermaga kecil nan usang, disambut riang gembira oleh penduduk sekitar berlatarkan hijaunya bukit-bukit padang rumput berjajar. Serta satu-satunya pintu masuk ke sebuah kampung yang melukiskan pemandangan dan kearifan penduduk Kampung Komodo.Penduduknya yang ramah membuat serasa pulang ke kampung halaman. Mereka begitu baik dan sangat terbuka pada siapa pun, termasuk wisatawan gembel seperti kita.Kami istirahat sejenak sebelum melanjutkan ke Loh Liang di TN Komodo, tempat dimana bisa melihat hewan purba yang tersisa secara aman, yang terletak di Pulau Komodo. Setelah dokumentasi dan bercakap-cakap sejenak bersama penduduk sekitar, barulah kami berpikir bagaimana sampai Loh Liang dengan biaya yang terjangkau ala backpacker gembel.Akhirnya dengan serta merta, ada penduduk yang menawarkan kami tumpangan ke Loh Liang hanya dengan Rp 50 ribu saja, kita beruntung. Dari kejauhan terlihat dua dermaga yang berbeda satu sama lain. Satu dermaga terbuat dari kayu, dan dermaga satu lagi terbuat dari beton yang panjang menjorok ke laut.Akhirnya setelah 30 menitan, sampailah kita bersandar di Loh Liang. Tampak sekali suasana komodonya, sedikit lebih was-was dan hati-hati dengan hewan yang satu ini. Komodo adalah hewan yang tidak bisa dijinakkan, sangat agresif, bisa memanjat pohon bagi yang masih kecil, dan memiliki serangan yang mematikan dari gigitan air liurnya.Kecepatan larinya mencapai 18 km/jam secara konstan, dan juga bisa berenang. Terbayang bagaimana kalau kita dikejar, cepat atau lambat pasti dapat juga si Komo.Kita ditemani oleh salah satu pengurus TN Komodo dan seorang pawang, lengkap dengan senjata andalannya berupa tongkat panjang bercabang, yang diujungnya berfungsi sebagai pertahanan dan penghalau si komodo. Namun tidak menjamin bisa sepenuhnya melindungi pengunjung maupun si pawangnya.Jadi harus selalu waspada dengan si komodo. Terlihat jelas si Komo berkeliaran, ada yang menyendiri, ada yang berjemur, ada juga yang berkelompok, dan ada pula yang sedang lari-lari kecil menikmati suasana habitatnya.Tapi selama melihat-lihat komodo, tidak ada satu pun yang mengancam. Mereka asyik dengan kehidupanya sendiri. Di sana juga ada hewan lainnya, seperti rusa yang saat itu terlihat sedang asyik juga mencari makan siangnya, padahal mereka adalah salah satu makanan lezat si Komo yang setiap saat mengancam hidup si rusa.Lelah berkeliling, saatnya istirahat bersama pengurus Balai Besar TN Komodo. Kita berkumpul, bercerita, makan bersama, mandi, foto-foto, beribadah, melihat-lihat suvenir tapi tidak beli. Di saat bersantai, terlihat anak komodo yang sedang berjalan santai melewati semak-semak.Usut punya usut, ternyata keberuntungan sekali bisa melihat anak si Komo. Karena menurut penuturan paman, anak si Komo jarang sekali turun ke tanah, sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pohon.Dengan nalurinya, saat anak komodo lahir menetas ke dunia, akan dengan sendirinya berlari menjauhi induknya, memanjat ke atas pohon yang tidak bisa dijangkau si induknya.Ternyata komodo induk atau yang sudah dewasa, adalah hewan kanibal yang tidak segan memakan sesama yang lebih lemah. Sadis benar komodo itu. Serta merta kami terperanjat melihat sekeliling atas, bawah, samping, belakang, depan, dan parno sendiri.Tetapi jika dilihat dari semua kelebihan pulau ini yang tidak dimiliki oleh pulau-pulau yang lain, dari keindahannya, keajaiban dan kearifan lokal budayanya, maka tidak dipungkiri wisata komodo adalah salah satu wisata termahal dan eksklusif di dunia.Wisatawan yang akan berkunjung pun perlu morogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati semua keindahan yang dimiliki. Saya adalah segelintir wisatawan yang beruntung bisa menapakkan jejak di pulau ini dengan segala kekurangan.Berbanding terbalik dengan semua kelebihan Pulau Komodo, masyarakat Kampung Komodo bisa dibilang masyarakat yang kekurangan dari segi ekonomi. Tidak luput pula para pawang serta pengurus TN Komodo di Loh Liang.Sebagai contoh, penduduk Kampung Komodo mendapat jatah sembako dari pemerintah hanya dalam dua minggu sekali. Para pawang komodo, mereka tidak mendapat penghasilan yang menentu dari pekerjaanya dengan segala risiko kerja yang berbahaya.Saya menghimbau buat traveler, sebaiknya berilah imbalan dari setiap mereka memandu, karena dengan begitu para pawang mendapat penghasilan yang lebih untuk keluarganya. Itulah sepenggal kisah yang seharusnya tidak semestinya terjadi bagi penduduk kampung sekitar, dengan segala potensi alamnya yang menjanjikan.Tidak terasa waktu menunjukan sore hari, dan kita harus segera meninggalkan Loh Liang sebelum malam, melanjutkan ke Pulau Rinca Loh Buaya. Dengan bantuan paman, kita dapat menyewa kapal nelayan yang lumayan menguras kantong.Alih-alih hemat akhirnya jebol juga, secara kita backpacker nekat gembel. Tapi masih dalam batas wajar, karena kita sharing cost.Ternyata, fakta selanjutnya dermaga yang terbuat dari beton adalah dermaga untuk bersandarnya kapal-kapal pesiar tersohor dunia yang terkenal dengan kemewahan dan segala fasilitas yang serba komplit dan wah!Tidak sedikit pulau orang-orang tersohor dunia dan orang-orang penting dari berbagai dunia yang telah berkunjung ke sini. Saya semakin kagum dan bangga sebagai bangsa Indonesia.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads