Perjalanan ke Pulau Tidung ala Backpacker
SeptyaNa Zayantii - detikTravel
Rabu, 23 Nov 2011 11:56 WIB
Jakarta - Berawal dari cerita teman-teman yang bikin aku mupeng akibat melihat foto-foto keindahan Pulau Tidung yang di share melalui facebook. Akhirnya dengan "semangat 45" aku dan teman-teman bertekad untuk pergi ke sana menikmati keindahan Pantai Tidung.Setelah browsing mencari penginapan dan menghubungi Bapak Asep yang bisa di mintai tolong untuk mencari penginapan dan sewa menyewa apapun di sana. Setelah deal dengan Pak Asep, kami langsung mentransfer uang DP penginapan. Kalau sudah begitu tenang deh rasanya dan tinggal menunggu hari H, tahun baruan di Tidung.Jumat (31/12/2010) sore kami mulai melakukan packing. Malamnya kami berangkat ke Grogol, rencananya sih mau karokean sekalian nginep di kosan temen. Alternatif ini kami ambil karena berangkatnya lebih gampang dari Grogol ke Muara Angke. Secara subuh-subuh gitu harus berangkat ke Muara Karang.Bangun subuh walaupun masih ngantuk kami berangkat ke Muara Karang. Dari Grogol naik angkot B-01 ke Muara Karang. Jarak yang di tempuh untuk menju ke sana kurang lebih 30 menit. Tadinya setelah turun angkot mau naik becak tapi saat di angkot kami kenalan sama bapak-bapak yang ternyata awak kapal ke Tidung. Katanya, "Jalan kaki aja ke dermaga!" Dan, ternyata jalanan itu becek, bau, dan kita berempat pun gulung celana deh daripada basah bau amis gitu.Sampai di dermaga banyak kapal-kapal dengan tujuan berbeda. Ada yang ke Pulau Pramuka, Untung Jawa, dan lain-lain. Setelah bertanya kepada awak kapal yang ada di sana ternyata kapal ke Tidung ada di tengah. Hufh, berarti kita harus melewati penghubung kapal dengan sedikit melompat, yah lumayan bikin sport jantung.Bismillah, kapal yang kita tumpangi pun mulai menjauh meninggalkan Muara Angke yang airnya berwarna coklat dan baunya minta ampun. Separuh perjalanan baru aku lewati tapi tiba-tiba kapal berhenti. Katanya ombaknya besar dan serem banget, airnya sampai masuk ke kapal. Perjalanan ini membuatku merasa takut dan mualnya melebihi saat naik kora-kora di Dufan. Aku dan teman-temanku hanya bisa berdoa semoga nggak terjadi apa-apa.Akhir kata sampailah kita di dermaga Pulau Tidung. Perjalanan yang di tempuh selama di kapal tadi sekitar 2,5 jam. Langsung aku menelepon Pak Asep dan kami di antar ke rumahnya untuk istirahat sebelum diantar kembali ke homestay yang mau kita sewa.Sampai di penginapan kami (aku dan teman-teman) langsung ganti baju. Selanjutnya kami menyewa sepeda ke Pak Asep dan menuju pantai. Saatnya kita main air dan berjemur. Setelah puas main-main di pantai kami balik lagi ke penginapan, mandi, dan ke rumah Pak Asep untuk makan bakso sekalian menyewa alat snorkeling. Ada kejadian lucu pas pulang dari rumah Pak Asep. Secara udah malam, pelampung yang baru kita sewa itu di pake, soalnya sepedanya nggak ada keranjang dan remnya pun nggak ada. Sepanjang perjalanan kita di ketawain orang-orang, ada yang teriak mau snorkeling malam-malam yah? Karna kita masih punya malu jadi sepeda itu kami genjot sekuat tenaga, serasa balap-balapan untung aja nggak nyusruk. Akhirnya sampai juga kami di penginapan. Tidur cepat karena besok subuh harus bangun buat main-main ke pantai melihat sunrise dan snorkeling.Pagi harinya ternyata hujan gede. Hujan tersebut baru berhenti jam 9-an waduh gagal kita melihat sunrise dan bersnorkeling pagi-pagi. Akhirnya siang-siang kami ke pantai menuju Pulau Tidung Kecil melewati jembatan cinta yang keadaannya bolong-bolong karena banyak lubang. Jadi harus ekstra hati-hati melewatinya takut jatuh. Sesampainya di Tidung Kecil yang pasir pantainya putih saya hanya melihat pedagang dan beberapa wisatawan saja. Jadi, setelah kita puas foto-foto langsung balik lagi ke pantai dan bermain air sampai puas.Siang harinya wisatawan yang berada disana bersiap untuk pulang termasuk kami. Dan, saat yang paling menyebalkan berebutan kapal. Ketika satu kapal datang langsung diserbu dan kami juga masuk cuma nggak bisa ditekuk ini kaki saking penuhnya. Tiba-tiba Pak Asep menelepon dan menyuruh kami keluar, biarkan saja, kami tunggu saja kapal selanjutnya. Setelah 20 menitan menunggu, akhirnya kapal datang juga dan kali ini kapal kosong jadi kaki bisa selonjoran dan pules tidur dan bangun-bangun sudah sampai Jakarta.Β Rincian biaya perjalanan:Angkot Grogol-Angke: Rp3.000,00Kapal Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β : Rp70.000,00 (PP)Homestay Β Β Β Β Β Β Β Β : Rp100.000,00-Rp150.000,00Sewa sepeda Β Β Β Β Β Β : Rp15.000,00Sewa alat snorkeling Β : Rp35.000,00Β
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!