Petualangan saya dan Nico Wijaya yang tergabung dalam Grup Maluku 1 masih terus berlanjut. Kali ini kami memilih Pintu Kota di Desa Latuhalat, Ambon sebagai tujuan. Dari pusat Kota Ambon, tujuan kami tersebut dapat ditempuh dengan mobil sekitar 30 menit saja.
Dari hiruk pikuk Kota Ambon, suasana langsung berubah seratus delapan puluh derajat ketika kami mulai memasuki Desa Latuhalat. Di desa tersebut telah banyak rumah-rumah penduduk meskipun berdiri dengan jarak yang cukup jauh satu dengan yang lainnya. Namun begitu, penginapan di lokasi ini terbilang masih sangat sedikit. Sebagai tambahan informasi, kami juga cukup kesulitan untuk mendapatkan sinyal telepon seluler di desa ini.
Pintu Kota memang memiliki fungsi dan dikelola sebagai obyek wisata. Terlihat dari terdapatnya karcis masuk di loket di gerbang dan juga beberapa gubug warung di dalam lokasi ini. Selain itu juga sudah terdapat ratusan anak tangga yang tersusun rapi mengingat kondisi alamnya yang berbukit. Selain pantai yang berbatu dan deru ombak yang terbilang tidak besar, terdapat suatu tembok karang yang memiliki tinggi sekitar sepuluh meter yang bolong membentuk persegi ditengahnya. Sempat terlintas di pikiran kami mungkinkah karang yang menyerupai sebuah pintu tersebut menjadi cikal bakal mengapa obyek wisata tersebut dinamai Pintu Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya