Perjalanan saya di Sumba Timur kali ini menuju air terjun bernama Waimarang. Perjalanan ke tempat ini memang tidak mudah dan mulus. Jalanan yang masih belum diaspal jadi salah satu kendala.
Saat musim kering, debu saat mobil melintas begitu terlihat. Saat musim hujan, dengan kondisi seperti ini tentu saja tidak lebih mudah melintasinya.
Air terjun ini terletak sekitar 2 jam perjalanan dari kota Waingapu, Sumba Timur. Sampai di lokasi, mobil diparkir di sebuah lapangan luas.
Langkah kaki menuju air terjun dimulai dari sebuah warung yang terletak di sisi tempat parkir, jalanan setapak dengan jalur menurun akan kita lalui. Kita akan disuguhi oleh pemandangan alam yang indah di sebelah kanan.
Tak selalu menurun, ada sedikit tanjakan dan jalan mendatar yang membawa kita ke hutan. Dari sana, jalur menurun kembali kita lalui hingga akhirnya mencapai medan terberat yaitu tanah dengan trek yang curam. Yang menjadi pegangan kita adalah kayu dan bambu di kanan dan kiri jalan.
Saat berpapasan dengan orang yang naik, kita harus bergantian menunggu di spot-spot yang tidak terlalu sempit dan curam. Setelah 1 km berjalan atau sekitar 30 menit, akhirnya sampai di kolam pertama yang tidak terlalu dalam. Oleh karena itu, warna airnya pun terlihat lebih muda.
Untuk menuju air terjunnya, kita harus melewati tepi tebing yang meskipun tidak terlalu tinggi, perlu sangat berhati-hati karena licin. Dan tampaklah air terjun yang tidak tinggi dengan kolam juga yang tidak terlalu besar, namun sungguh mengagumkan.
Dikelilingi tebing, air terjun ini memang agak tersembunyi, sinar matahari pun tidak seluruhnya bisa masuk kesini. Tapi kecantikannya tidak bisa disembunyikan. Warna air yang hijau toska, mengundang wisatawan untuk tidak sekedar memabasahi kaki tapi juga berenang.
Berenang di sini cukup aman karena walaupun kedalamannya mencapai 6 meter, dengan debit air terjun yang tidak besar membuat air relatif tenang. Air terjun mengalir dari sebuah kolam di bagian atas yang agak sulit dicapai. Bisa, tapi harus sangat berhati-hati dengan menyusuri dinding tebing.
Yang perlu diperhatikan juga di sini tak ada tempat khusus untuk mandi setelah berenang, tapi ada tempat sederhana yang disediakan untuk berganti pakaian di dekat warung dekat tempat parkir.
Kekaguman saya terhadap air terjun ini benar-benar membuat saya tambah cinta dengan negeri ini. Beberapa pelancong yang sempat berbincang pun mengakui kalau air terjun ini luar biasa dan salah satu yang paling indah si Indonesia, bahkan mungkin dunia.
Waktu rasanya berjalan begitu cepat disini. Dan sulit bagi saya untuk meninggalkan tempat ini. Namun akhirnya dengan berat hati, setelah puas menikmati air terjun dan mengambil foto, saya kembali ke atas, tentu saja dengan perjuangan yang lebih berat karena treknya yang menanjak.
Tapi tentu saja, sama sekali tak ada penyesalan karena saya telah melihat salah satu kekayaan alam paling indah yang pernah saya temui.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda