Sintren adalah tarian yang terkenal di Cirebon. Biasanya ditampilkan dalam perayaan khusus di masyarakat, atau saat momen-momen tertentu di keraton. detikTravel pernah menonton tarian ini di Keraton Kacirebonan.
Yang menari adalah perempuan, seringnya masih remaja. Dimulai dengan kemenyan dan hamburan kembang, sang penari datang ke panggung dengan baju biasa. Bersamanya, ada pria yang akan jadi pengatur atau pawangnya, 3 orang penjaga dan 2 orang sinden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para sinden mulai mendendang lagu dalam bahasa Cirebon. Sedangkan sang pawang yang biasanya berpakaian hitam akan mulai membakar kemenyan dan merapal doa sambil berkeliling panggung. Asap tebal dengan wangi khas berhasil membangun suasana mistis dengan segera.
Tak lama, kurungan ayam diangkat pria berbaju hitam dan ajaibnya, gadis ini sudah berganti pakaian dengan baju berwarna merah, kain batik hitam, mahkota dan kacamata hitam.
Kenapa harus pakai kacamata hitam? Karena sang gadis berada dalam keadaan tidak sadarkan diri alias trance. Kacamata ini agaknya ingin menutupi lirikan dan tatapan dari sang gadis selama berada di bawah alam sadar.
Nyanyian dari sang sinden menggerakkan tubuh dari gadis penari. Sementara sang penjaga tetap komat-kamit sambil memperhatikan gerakan dari penari. Dengan gerakan seperti wayang kulit, gadis menari berkeliling panggung. Karena tidak bisa mundur, si pawang akan menariknya saat bergerak terlalu jauh dari panggung.
Satu lagi yang unik atau magisnya dari tarian ini adalah saat saweran. Karena, setiap terkena lemparan uang saweran, si penari otomatis terjatuh seperti pingsan. Apakah tarian selesai? Tidak, karena sang pawang akan meniup wajah penari Sintren dan iapun akan kembali bangun dan menari.
Sebelum jatuh sampai ke tanah, penari ini akan ditangkap oleh 3 penjaga yang selalu berada di sekelilingnya. Hal ini terjadi setiap kali penonton melemparkan uang saweran.
Jika tarian sudah selesai, sang penari kembali dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan tak lama keluarlah anak gadis yang baru sadar itu. Ajaibnya, ia kembali mengenakan baju yang pertama kali dikenakannya sebelum menari Sintren. Dengan senyum seakan baru bangun dari pingsan, ia menyapa penonton dengan salam hormat.
Penasaran ingin melihat langsung? Datang saja ke Cirebon!
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia