Traveler yang pernah berziarah ke TPU Menteng Pulo atau tinggal di daerah Casablanca mungkin menyadari adanya pemakaman indah seperti di luar negeri. Ya, itulah Makam Kehormatan Belanda Menteng Pulo atau yang dikenal dengan Ereveld Menteng Pulo.
Bersama dengan Jakarta Good Guide, detikTravel pun melakukan tur jalan kaki ke Ereveld Menteng Pulo pada hari Minggu pekan lalu (25/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah Ereveld Menteng Pulo atau pemakaman Belanda. Di Jakarta ada 2, satu di Casablanca di Menteng Pulo dan satu lagi di Ancol," terang Mery.
![]() |
Seperti diketahui, OGS merupakan yayasan yang khusus menangani makam korban perang milik Belanda di seluruh dunia termasuk Indonesia.
"Welcome to Ereveld Menteng Pulo, good to see you all," sambut Robbert dalam bahasa Inggris.
Mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana bahan hitam, Robbert yang merupakan warga negara Belanda langsung mempersilahkan kami masuk menuju Gereja Simultan yang juga digunakan sebagai tempat ibadah para peziarah. Sebetulnya gedung ini bukanlah gereja, tapi tempat berdoa untuk orang dari berbagai macam agama.
![]() |
"Di seluruh dunia kami punya total 50 ribu lebih makam dari korban perang. Dari 50 ribu, 25 ribu korban perang berada di 7 Ereveld di Pulau Jawa. Tidak hanya orang Belanda tapi orang Indonesia juga dikubur di sini. Mayoritas orang Indonesia adalah prajurit KNIL (tidak hanya di Jawa tapi juga dari pulau-pulau lain di seluruh Indonesia). Dari 25 ribu korban sekitar 20% adalah tentara dan 80% orang sipil," terang Robbert.
Bagi yang tidak ingat, dahulu Pemerintah Hindia Belanda memiliki Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda yang beranggotakan orang Indonesia.
Dilanjutkan oleh Robbert, mayoritas orang yang gugur di sini merupakan korban dari kekejaman camp konsentrasi Jepang. Ada juga beberapa yang gugur saat perang antara Belanda dan Indonesia pada masa revolusi.
BACA JUGA: Mungkin Orang Asing Lebih Bisa Mensyukuri Jakarta
"Mayoritas mati di camp konsentrasi Jepang. Banyak juga korban orang Indonesia. Kami juga menghargai mereka," terang Robbert.
Berangkat dari fakta yang ada, Robbert pun mengajak saya dan para peserta tur lainnya untuk belajar dari sejarah. Bahwa sejatinya perang selalu menimbulkan korban yang tidak bersalah. Lebih lanjut, Robbert mengajak semua pihak baik Indonesia maupun Belanda untuk mencapai pemahaman bersama.
"Kami dari yayasan ingin memberi nilai lebih bagi pemakaman ini, termasuk juga untuk orang Indonesia," pungkas Robbert.
Namun tidak hanya Robbert, Direktur Utama OGS Theo WB Vleugels juga berkesempatan hadir. Selain membawahi seluruh pemakaman Belanda di seluruh dunia, Theo juga merupakan tentara veteran yang telah berkiprah selama 14 tahun.
"Ini bukan tentang politik atau benar salah, ini adalah tentang nyawa yang hilang akibat perang. Perang merupakan hal yang konyol. Saya berkiprah di militer selama 14 tahun, saya mengerti," ujar Theo.
![]() |
"Ada sekitar 160 makam Muslim di sini," terang kepala Ereveld Menteng Pulo.
Setiap makam pun memiliki ciri khasnya masing-masing. Makam berbentuk salib untuk orang Belanda, makam kayu dengan tonjolan tiga untuk orang muslim, makam berbentuk bulat untuk orang Buddha dan bintang segi enam untuk orang Yahudi.
![]() |
Namun walau dikelola oleh yayasan Belanda, tanah di Ereveld Menteng Pulo merupakan hibah dari Pemerintah Indonesia. Siapa pun diperbolehkan berkunjung selama jam buka Ereveld.
"Ini adalah tanah Anda (orang Indonesia), siapa pun boleh berkunjung kemari. Jika seandainya tidak ada orang, pencet saja bel di depan gerbang. Pasti ada orang yang akan datang," ujar Robbert sambil tertawa.
Setiap hari Ereveld buka untuk umum dari pukul 07.00-17.00 WIB. Per seorangan boleh datang kapan saja, tapi reservasi harus dilakukan jika datang dalam kelompok atau untuk menulis artikel, photo/video shooting.
BACA JUGA: Mobil dari Daerah Masuk Jakarta, Bayar Dulu! (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol