Hal tersebut disampaikan oleh VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo. Menurutnya kesan mistis Lawang Sewu telah berganti dengan wisata sejarah.
"Sejak dilakukan pemugaran oleh KAI pada 2009, Lawang Sewu telah meninggalkan kesan mistisnya dan telah menjadi ikon wisata sejarah di Kota Semarang," kata Edy kepada detikTravel, Minggu (16/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pada Tahun 2018 pengunjung Lawang Sewu mencapai 1 juta pengunjung, meningkat dibanding tahun 2017 yang mencapai 900 ribu pengunjung, Pengunjung betul-betul mempelajari sejarah yang ada di Lawang Sewu," papar Edy.
KAI juga menata pencahayaan di malam hari, agar kecantikan dari Lawang Sewu semakin indah dan meriah. Lawang Sewu juga menjadi pusat keramaian seperti event-event seni, pameran, musik, dan lainnya kerap diadakan di halaman tengah dari Lawang Sewu ini.
![]() |
BACA JUGA: 6 Spot Instagramable di Semarang yang Harus Dikunjungi
Pemugaran-pemugaran dan inovasi yang dilakukan KAI, menurut Edi sudah benar-benar meninggalkan kesan mistis di Lawang Sewu. Para pengunjung lebih tertarik akan sejarah dan keindahan dari bangunan Lawang Sewu.
"Kini, para pemandu wisata, lebih banyak menceritakan akan sejarah dari bangunan daripada menceritakan mitos yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegasnya.
"Dengan manajemen yang lebih profesional, KAI akan terus mengembangkan Lawang Sewu sebagai salah satu destinasi wisata utama yang ada di Kota Semarang," tutup Edy. (bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum