Festival Domba Batur (Dombat) kembali digelar di Dieng Culture Festival (DCF) 2019. Hewan yang hanya cocok di udara dingin ini memiliki ciri bulu yang lebih tebal. Bahkan bulu tumbuh sampai di kepala hingga keempat kaki domba. Tidak heran, jika keberadaannya menjadi daya tarik wisatawan.
Sayangnya, populasi Dombat ini terus menurun setiap tahunnya. Dalam setahun, populasi domba ini terus turun 5 sampai 10 persen. Hingga saat ini Dinas Pertanian dan Peternakan Banjarnegara mencatat, populasi Dombat hanya 8.860 ekor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Uje Hartono/detikcom) |
Dengan festival ini, diharapkan para peternak tidak menjual secara besar-besaran indukan domba Batur. Selain itu, menumbuhkan kecintaan anak muda terhadap hewan tersebut.
"Dalam festival, diadakan lomba bobot Dombat, jantan tangguh, dan betina baik. Sehingga, ada kebanggaan di antara peternak dan mereka juga tidak mudah menjual bibit unggul domba batur," harapnya.
(Uje Hartono/detikcom) |
BACA JUGA: Berbagai Atraksi yang Bisa Dikunjungi di Dieng Culture Festival
Menurutnya, selama ini faktor menurunnya populasi domba batur adalah penjualan bibit secara besar-besaran. Terutama jelang hari raya lebaran Idul Adha.
"Penyebabnya, peternak cenderung menjual pada musim-musim lebaran. Padahal, domba batur ini memiliki banyak manfaat. Selain daging, juga bulunya bisa dimanfaatkan untuk membuat jaket, boneka hingga bantal," ujarnya.
Domba Batur sebagian besar hidup di Kecamatan Batur. Karena, domba ini lebih cocok hidup di tempat yang memiliki suhu udara dingin. "Kalau di suhu panas tetap bisa hidup tetapi tidak maksimal jika dibanding di Batur," jelasnya.
|
(sym/aff)












































(Uje Hartono/detikcom)
(Uje Hartono/detikcom)
Foto: (Uje Hartono/detikcom)
Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!