Dahulu, Inilah Tempat Sidang dan Hukuman Penggal di Samosir

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dahulu, Inilah Tempat Sidang dan Hukuman Penggal di Samosir

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Sabtu, 21 Nov 2020 22:11 WIB
Batu Persidangan Siallagan
Huta Siallagan tempat sidang dan pemenggalan kriminal. (Tasya Khairally/detikcom)
Jakarta -

Berkunjung ke Samosir tak lengkap jika tak berwisata ke tempat bersejarahnya. Nah, kawasan satu ini menjadi tempat pengadilan ratusan tahun lalu.

detikcom bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengunjungi Objek Wisata Huta Siallagan di Kabupaten Samosir Sumatra Utara. Dahulu, tempat ini menjadi lokasi musyawarah hingga penentuan hukuman bagi warga setempat.

Saat pandemi virus Corona, untuk memasuki kawasan itu. pelancong diminta mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan virus Corona. Wisatawan yang datang terlebih dahulu dianjurkan untuk mencuci tangan di tempat yang tersedia, setelah itu baru melalui pemeriksaan suhu. Kalau sudah, barulah tour guide menjelaskan cerita dibalik tempat bersejarah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batu Persidangan SiallaganProtokol kesehatan diterapkan Foto: (Tasya Khairally/detikcom)

Di dalam, terdapat jejeran batu berbentuk kursi yang membentuk sebuah lingkaran. Konon, di sinilah tempat warga berdiskusi kala memutuskan suatu permasalahan di desa.

"Kalau orang Batak itu segala sesuatu tidak pernah keputusan pribadi. Selalu musyawarah. Orang meninggal saja kalau mau dikubur itu ada rapatnya. Jadi nggak bisa dikuburkan begitu aja," kata Tour Guide Batu Siallagan, Gading Jonson.

ADVERTISEMENT

Jadi, apapun permasalahan yang muncul di antara orang Batak harus disepakati bersama. Apalagi, jika kasus kejahatan yang dilakukan warga. Mulai dari hukuman ringan hingga berat juga diputuskan di tempat ini.

"Apapun persoalan di sini itu dirapatkan di sini. Bahkan begitu juga banyak kejahatan-kejahatan, bukan merubah fungsi, ditambahinlah fungsinya itu diadili. Kejahatan apapun harus diadili. Nggak boleh ada langsung berantem, tidak," kata Gading.

Batu Persidangan SiallaganBatu persidangan Foto: (Tasya Khairally/detikcom)

Ada lima orang yang akan memutuskan hukuman, yaitu dua penasehat korban, dua penasehat terdakwa dan satu penasehat kerajaan.

"Mencuri, itu dipanggil kemari. Kalau mau bebas harus tebus, itu keputusan raja, dua tindak pidana umum, membunuh, memperkosa. Perkelahian antar kampung, kalau tidak ada hubungan dengan kewibawaan kerajaan biasanya keputusannya di tangan kelima penasehat ini ," Gading menambahkan.

Batu Persidangan SiallaganTempat hukuman pancung Foto: (Tasya Khairally/detikcom)

Hukuman tertingginya adalah dipenggal oleh raja. Warga yang mendapatkan keputusan hukuman mati di antaranya mereka yang mengganggu kewibawaan kerajaan, kedua panglima perang musuh yang tertangkap.

Lalu ketiga, orang yang mengganggu keluarga atau istri raja.

Seramnya lagi, konon, setelah dipenggal jantung dari orang yang mendapat hukuman akan dimakan oleh orang-orang yang memiliki ilmu untuk menambah kekuatan. Nah, tempat pemenggalan ini ada di bagian belakang objek wisata di Samosir itu.

Menari Tor Tor dan Kain Ulos

Selain mendengarkan cerita dari tour guide, wisatawan juga diajak menari tor-tor mengenakan ulos. Biasanya sebelum pandemi, tempat ini ramai didatangi. Akhir-akhir ini di situasi sepi wisatawan, tarian tor tor sudah jarang dilakukan.

Batu Persidangan SiallaganWisatawan diajak menari tor-tor Foto: (Tasya Khairally/detikcom)

"Kalau dulu tuh kita capek menari terus datang tamu menari terus tapi sekarang karena pandemi COVID-19 ini ya nggak sesering kaya dulu," ujarnya.

Bahkan, di awal pandemi objek wisata ini sempat tutup karena tak ada wisatawan yang datang. Dahulu, 3000 wisatawan bisa datang salam kurun waktu satu bulan.

"Penurunannya hampir 50%, tapi setelah new normal mulai bangkit kalo dulu blas nggak ada. Bahkan ini saya tutup," Gading menjelaskan.

Telah bangkit kembali, Batu Persidangan Siallagan sudah menerima wisatawan. Protokol kesehatan pun diterapkan demi menjaga penularan virus Corona.

Nah, traveler yang mau berkunjung ke objek wisata di Samosir itu jangan lupa untuk menerapkan 3 M ya, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.


Hide Ads