Kasuari (Casuarius casuarius) merupakan burung endemik Papua, Papua Nugini, dan Australia. Burung ini boleh dibilang burung darat terberat dan tidak bisa terbang.
Pada umumnya berat burung kasuari berkisar 65 kilogram dengan tinggi 1 meter. Sayap kasuari terlalu kecil untuk menopang badan yang berat itu terbang ke udara.
Dengan kepala yang merunduk ke depan dan leher serta bahu yang hampir horisontal, burung ini dapat dengan mudah bergerak cepat menerobos semak belukar. Kaki yang kuat dengan kuku yang keras dan tajam adalah senjata utama burung ini. Dalam keadaan terdesak, kasuari bisa menendang begitu keras hingga membuat patah kaki manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulu kasuari berbeda dengan bulu burung lainnya. Bulu burung kasuari berwarna hitam menyerupai rambut manusia. Oleh orang Papua, bulu-bulu burung kasuari dimanfaatkan sebagai hiasan kepala atau sebagai penghias noken.
Baca juga: Katak Papua Hidup di Ketinggian 3.000 Mdpl |
Kasuari berkembangbiak dengan bertelur. Telur kasuari berwarna hijau.
Kasuari hanya memiliki satu butir telur selama masa bertelur. Kasuari menghabiskan 80 persen waktunya untuk mengerami dan menjaga telurnya.
Sesudah menetas anak kasuari berkembang sangat cepat. Anak kasuari memiliki bulu-bulu yang menarik, bergaris-garis hitam pada tubuh yang coklat muda.
Kasuari muda berbulu coklat muda, ketika dewasa akan berubah menjadi hitam pekat. Kulit leher dan kepala botak dengan warna biru, hijau, terkadang oranye tergantung jenisnya. Pada bagian kepala terdapat mahkota tanduk.
Kasuari merupakan hewan yang diburu oleh orang Papua. Dagingnya dikonsumsi sedangkan tulang, paruh, kuku dijadikan sebagai senjata tradisional.
Baca juga: Bandikut, Tikus Babi Musuh Petani di Papua |
Kasuari memakan buah-buahan yang jatuh dari pohon. Burung ini menjadi agen penghijau hutan, karena buah yang mereka makan, bijinya dikeluarkan kembali bersama kotoran dan akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Karena itu, penting untuk melestarikan populasi burung ini.
***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!