Kudus di Jawa Tengah tak selalu dikenal dengan wisata religi Sunan Kudus atau Sunan Muria. Namun, Kota Kretek ini juga punya peninggalan purbakala.
Lokasi Situs Patiayam terletak di sekitar Desa Terban Kecamatan Jekulo, Kudus. Dari pusat Kota Kudus berjarak 11 kilometer atau jika ditempuh dengan berkendara sekitar 22 menit.
Situs Purbakala Patiayam ini sendiri berada di kawasan perbukitan. Kawasan bukit Patiayam sendiri berada di perbatasan, yakni antara Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Pati. Meski demikian kebanyakan wilayah bukit Patiayam berada di Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Lilik Ngesti mengatakan Situs Patiayam ini sendiri mulai dikenal sejak tahun 1857. Pada tahun ini ada seorang penelitian yang menemukan fosil gajah purbakala.
"Jadi Situs Purbakala Patiayam itukan dulu pernah ada penelitian ditemukan di situ fosil sejak tahun 1857. Nah perkembangan ke sekarang kemudian ditetapkan kawasan cagar budaya Patiayam oleh Gubernur Jawa Tengah dengan SK nomor 433/77/2019 tanggal 18 Juli 2019," kata Lilik saat dihubungi detikTravel lewat sambungan telepon, Jumat (8/1/2021).
![]() |
Lilik mengatakan, kawasan bukit Patiayam sendiri memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi. Kawasan bukit Patiayam berada di dua kawasan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati.
"Sekalipun kawasan itu terbelah dua. Kawasan ini memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi lebih, sebagian besar di Kudus dan sebagian di Pati. Kepemilikan 80 persen milik Perhutani. Lebihnya pemkab dan beberapa warga masyarakat. Dan sampai sekarang ada satu ikon di mana namanya perlindungan atau gardu pandang. Setiap orang melihat bukti, dulu pernah ada kehidupan hewan yang sangat menjadi ikon Patiayam itu adalah gajah Stegodon Trigonochepalus yang masih utuh," terang dia.
Terpisah, Koordinator Museum Purbakala Patiayam, Jamin mengatakan ada sejarahnya sampai-sampai di wilayah Patiayam bisa ditemukan banyak fosil hewan purbakala.
Dia bilang dulunya Gunung Muria dan Kubah Patiayam bergabung dengan daratan utama Pulau Jawa namun kemudian terjadi pada masa glasial. Ketika terjadi perluasan pembekuan es di kutub, sehingga menyebabkan air laut surut hingga 120 meter dari kondisi permukaan sekarang.
Pada masa inter glasial, pada saat suhu bumi menghangat, es mencair. Gunung Muria terisolir dari Pulau Jawa dan terpisahkan oleh laut dangkal. Bergabungnya Gunung Muria secara permanen dengan Pulau Jawa baru terjadi sekitar abad ke 17 Masehi akibat dari pendangkalan dan perkembangan daratan alluvial di sepanjang pantai utara.
"Di Kudus ini dulu terpisah selat. Mulai selat purba antara Kudus dengan laut Jawa. Dan terbentuknya perbukitan Patiayam ini karena letusan - letusan Muria Purba dan terbentuk perbukitan kecil. Dan membentuk kubah, dan terbentuklah kubah Patiayam," Jamin menjelaskan.
"Menurut dari peneliti, menyimpulkan bahwa hewan purba yang mati ada dua alternatif. Dua kejadian, dari mulai perubahan alami dari laut perubahan menjadi daratan. Lalu juga terjebak melalui kutub utara dan kutub selatan tadi (adanya masa glasial dan inter glasial). Kedua karena letusan gunung berapi. Karena ditemukan di lapisan (formasi) tanah slumprit ada individu gajah Stegodon trigonochepalus yang bisa disimpulkan utuh sampai dengan 90 persen gajah pada satu titik," kata dia.
Selanjutnya: Patiayam sarat dengan fosil purbakala
Simak Video "Video: Banjir Landa Puluhan Desa di Kudus, Ketinggian Air di Mejobo Capai 1 Meter"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol