Jalan Panjang Menuju Puncak Gunung Argopuro

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

D'Traveler Stories

Jalan Panjang Menuju Puncak Gunung Argopuro

Sunarto Heri K - detikTravel
Jumat, 15 Jan 2021 20:35 WIB
Gunung Argopuro
Foto: Sunarto Heri K/d'traveler
Probolinggo -

Gunung Argopuro merupakan gunung terpanjang di Pulau Jawa dengan panjang trek mencapai 40 kilometer.

Gunung ini menjadi favorit para pendaki karena menyimpan pesona yang indah, kekayaan flora-fauna yang masih terjaga dengan keadaan alam masih asri mengingat masih belum banyak terjamah oleh wisatawan maupun pendaki.

Akses Perjalanan

Bagi wisatawan maupun pendaki yang dari luar kota Probolinggo maupun kota Situbondo rute perjalanan bisa di mulai dari Kota Surabaya baik stasiun Gubeng maupun terminal Bungurasih. Perjalanan bisa dilanjutkan baik menaiki mobil carter ataupun transportasi umum ke daerah Probolinggo bagi yang ke arah Basecamp Bremi, atau ke ke Situbondo bagi yang lewat Basecamp Baderan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya mendaki gunung ini bisa menggunakan ojek dari basecamp baik Baderan maupun Bremi untuk mempersingkat waktu menuju pos awal sebelum pendakian. Mengapa naik ojek begitu direkomendasikan? Karena mendaki gunung ini sangat panjang dan membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 4-5 hari dan tentunya sangat menguras tenaga.

Perkenalan Medan Hari Pertama

Perjalanan hari pertama dimulai dari Basecamp Baderan, dengan mengurus dulu Simaksi (Surat Izin Mendaki) dengan harga Rp 20.000 untuk hari biasa dan Rp 30.000 untuk akhir pekan. Perjalanan dimulai dengan naik ojek menuju Makadam dengan tarif Rp 50.000.

ADVERTISEMENT

Dengan perjalanan bisa di tempuh dalam estimasi waktu 15-20 menit dan dapat menghemat waktu sekitar 90 menit saat berjalan kaki. Selepas dari Makadam perjalanan akan dilanjutkan menuju mata air 1, dengan medan yang sudah mulai terasa tanjakannya.

Trek menuju mata air 1 ini akan semakin terasa seusai hujan turun karena tanahnya semakin becek yang membuat telapak kaki akan semakin menancap. Sesampainya di mata air 1 para pendaki bisa melakukan rehat terlebih dahulu untuk mengisi tenaga sebelum melanjutkan ke mata air 2.

Di tempat ini ada bangunan dan lahan kosong untuk mendirikan tenda dan bisa digunakan untuk Shalat. Seusai rehat dari pos 1 perjalanan akan dilanjutkan menuju mata air 2 dengan medan yang semakin ekstrim dan tanjakan yang semakin terjal.

Mata air 2 ini adalah tempat rekomendasi bagi para pendaki yang sudah habis tenaganya dan bisa dijadikan tempat camping sekaligus mengisi tenaga untu esok hari dalam melanjutkan perjalanan.

Terjalnya Alun-alun Argopuro

Dari mata air 2 perjalanan bisa dilanjutkan ke tempat camp favorit pendaki yaitu Cikasur. Dalam proses perjalanan setiap pendaki akan melewati persinggahan di alun-alun kecil dan alun besar.

Disebut alun-alun karena tempat ini berupa hamparan padang rumput yang luas, dan jika sedang musim hujan warnanya sangat kelihatan hijaunya.

Setelah melewati alun-alun pendaki Gunung Argopuro akan terus melanjutkan perjalanan sampai bertemu dengan sungai qolbu yang berisikan segarnya air dan rimbunnya selada air. Sesampainya di Sungai Qolbu, inilah pertanda bahwa 10 menit lagi akan sampai Cikasur.

Sesampainya di Cikasur pemandangan yang disuguhkan sangat eksotik berupa hamparan padang rumput yang luas, arsitektur bangunan penjajahan yang masih tersisa mengingat dulunya menjadi tempat latihan perang Jepang, dan saat pagi akan terlihat eloknya merak singgah di pepohonan.

Di Cikasur, pendaki Gunung Argopuro tak perlu risau jika ingin menghemat logistik karena terdapat banyak selada air yang bisa dimakan dan dijadikan nutrisi pengganti untuk mengisi tenaga.

Selanjutnya: Menapaki Jalur Terpanjang di Hari Ketiga

Menapaki Jalur Terpanjang di Hari Ketiga

Hari ketiga perjalanan bisa dilanjutkan menuju sabana lonceng, camp terakhir dan terdekat dari semua puncak yang ada di Gunung Argopuro. Tak seperti medan-medan yang sudah dilalui, kontur jalur bebatuan yang terjal ditambah trek yang menanjak semakin menambah tingkat kesulitan dalam pendakian hari ketiga ini.

Estimasi perjalanan membutuhkan sekitar waktu 8-10 jam untuk mencapai sabana lonceng dari Cikasur. Dalam perjalanan para pendaki bisa sejenak beristirahat di Rawa Embik untuk melepaskan dahaga dengan mengisi sumber air di pos ini. Sesampainya di Sabana Lonceng disarankan untuk segera bongkar muatan dan memasang tenda karena suhu di sabana lonceng sangat dingin dan bisa menyebabkan hipotermia.

Eksotika Puncak dan Taman Hidup Argopuro

Hari keempat perjalanan dilanjutkan menuju Puncak Argopuro, tetapi biasanya para pendaki akan memilih Puncak Rengganis terlebih dahulu sebelum ke Puncak Argopuro karena pemandangan di Puncak Rengganis lebih terlihat jelas keindahannya. Hampir kebanyakan pendaki yang ke Puncak Argopuro mereka akan melewati jalur lintas dengan turun ke Basecamp Baderan.

Perjalanan berjam-jam dari Puncak Argopuro menuju Basecamp Baderan dengan medan yang curam bisa diistirahatkan di danau taman hidup. Biasanya beberapa pendaki yang ingin menikmati pagi hari bersama kabut lembut memilih untuk ngecamp di area pinggir danau sambil menikmati pancaran bintang dan suara gemercik air danau taman hidup.

Selepas dari taman hidup perjalanan bisa dilanjutkan menuju Basecamp Bremi yang memakan waktu sekitar 5 jam lamanya. Jalur yang dilewati cenderung turun curam dan licin, cuma bedanya dari jalur puncak perjalanan turun ini bisa menggunakan ojek dari penduduk yang sedang mengambil tumbuhan untuk kebutuhan.

Tarif yang dipatok sesuai dengan kesepakatan antara pendaki dan ojek karena tidak adanya aturan yang mengikat terkait tarif ojek, dan tentunya akan diantar dengan penuh totalitas sampai basecamp.

Perjalanan Argopuro memang memberi kesan tersendiri, panjang jalurnya dinobatkan sebagai gunung dengan jalur terpanjang di Pulau Jawa dan memberikan jalan cerita yang panjang bagi penikmatnya.

Cerita dari keindahan, keheningan,ketenangan, penuh cengkerama dan mistis adalah cerita lengkap dari Argopuro yang selalu diburu oleh penikmat wisata pendakian.

Gunung Argopuro memang berbeda dari gunung lainnya dan Argopuro memberi kesan tersendiri bagi penikmatnya.


Hide Ads