detikTravel berkeliling Pantai Senggigi dan Kota Mataram pada beberapa waktu lalu. Kami berkunjung pada malam Minggu, yang di saat ada penerapan PPKM Jawa-Bali, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga menutup akses jalan ke lokasi.
Bersama warga lokal, kami berkeliling dari ujung ke ujung sekitar dari Jalan Pantai Senggigi sampai Jalan Raya Malimbu. Waktu itu pukul 21.00 WITa ketika kami berangkat ke lokasi.
Ketika akan masuk kawasan Pantai Senggigi, ada operasi penegakan protokol kesehatan dan pembatasan masuk ke area itu. Keadaan jalanan itu begitu lengang bahkan terbilang sangat sepi, hanya satu dua kendaraan uang melewatinya.
Melewati kawasan Senggigi, hanya satu dua kafe-restoran yang buka dan terlihat beberapa mobil ada di depannya. Berputar balik, kendaraan kami arahkan ke Sengigi View.
![]() |
Pemerintah daerah terlihat menata daerah-daerah tikungan menanjak yang menjorok ke arah laut. Mulai dari Batu Layar-Senggigi View kini terlihat begitu rapi.
Kawasan itu kini jadi tempat nongkrong yang lebih manusiawi. Pada tahun 2016, lokasi-lokasi ini masih gelap dan belum ada penataan di trotoarnya.
Kini, spot-spot ini sudah tak gelap lagi alias terang di malam hari. Semburat cahaya di sepanjang pantai bisa dinikmati dari Sengigi View.
![]() |
Di masa pandemi, suasana malam di sini agak ramai oleh pengunjung. Masih ada satu dua penjual suvenir dan beberapa orang yang berjualan minuman ringan.
Di pusat Pantai Senggigi, hanya satu dua kafe yang masih buka. Bule, ada tapi satu dua juga karena sebagian besar sudah pulang.
Hanya ada tukang ojek, supir taksi dan beberapa turis lokal yang membuat kawasan Pantai Senggigi tetap hidup. Keberadaan turis asing hanya ada satu-dua karena sudah memiliki izin tinggal jangka panjang.
Pantai Senggigi adalah destinasi pertama Lombok yang ramai oleh wisatawan asing. Lalu, keberadaannya mulai digeser oleh Gili Trawangan hingga kawasan Mandalika dengan Pantai Kutanya.
Selepas dari Pantai Senggigi, perjalanan kami lanjutkan untuk berkeliling di Kota Mataram. Di waktu menginjak pukul 22.00 WITa, sudah tak ada keramaian karena sebagian besar kafe dan pusat keramaian sudah ditutup.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba