Ada benteng tua di pinggir pantai di utara Kota Surabaya. Namun sayang tempat ini tidak diurus dengan baik.
Benteng tua yang terletak di utara kota Surabaya ini, memiliki nama lain yaitu benteng Kedung Cowek. Didirikan pertama kali tahun 1901 oleh Belanda.
Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, menawarkan sejuta pesona, selain sebagai tempat yang menyenangkan untuk berwisata kuliner, juga terkenal dengan wisata belanjanya. PGS (Pusat Grosir Surabaya) menjadi rujukan bagi para pedagang yang berasal dari Indonesia Timur, maupun yang berasal dari Jawa Timur sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain, terkenal karena harga yang murah dan terjangkau, juga terkenal akan kelengkapan barang-barang yang tersedia di pusat grosir tersebut. Ketika kita berkunjung ke Surabaya, maka lidah kita akan dimanjakan oleh aneka kuliner yang lezat dan menyenangkan.
Rawon Setan adalah salah kuliner kota Surabaya yang terkenal. Rawon, yang berdiri sejak tahun 1953 ini, berada tepat di jantung kota Surabaya, yaitu di Jalan Embong Malang. Rawon Setan ini, pada awalnya buka pada malam hari, namun sekarang, rawon ini tidak hanya buka tengah malam saja, sebab tepat pukul. 07.00 WIB telah buka.
Salah satu peninggalan sejarah kota Surabaya, yang akhir-akhir ini sering menjadi pembahasan, dan menjadi salah satu situs paling ikonik adalah Kustbatterij Kedoeng-Tjowek atau yang lebih dikenal dengan nama Benteng Kedung Cowek oleh masyarakat sekitar.
Proses pembangunan benteng ini di mulai pada tahun 1901, oleh pemerintah Hindia Tujuan didirikannya Benteng Kedung Cowek adalah sebagai benteng dan pertahanan tepi pantai dan selat Madura. Benteng ini sendiri memiliki system perbentengan yang termasuk salah satu yang modern.
Selain sebagai pertahanan benteng ini juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan peluru dan Meriam. Karena nilai sejarah tersebut maka pemerintah kota Surabaya yang berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya nomor: 188.45/ 261 / 436.1.2/ 2019 pada tanggal 31 Oktober 2019, telah menetapkan Benteng Kedung Cowek sebagai bangunan cagar budaya.
Dan, sebagai cagar budaya bangunan ini tidak boleh dipugar atau dirubah bentuknya, karena itu keasliannya harus tetap terjaga. Namun, semestinya perawatan untuk benteng ini, harus tetap dijaga.
Tetapi sayangnya, pada beberapa bagian benteng masih ditemukan sisa coretan, dari pengunjung yang bertangan jahil, sementara ada banyak bagian tembok benteng yang kusam dan kumuh. Sebab banyak bagian tembok yang tidak dibersihkan dan tidak di cat ulang. Pada bebarapa bagian dalam benteng, terdapat sampah yang menumpuk, namun ada juga beberapa bagian yang bersih.
Lokasi benteng ini terletak di kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, kota Surabaya. Tepatnya, terletak di dekat Suramadu.
Akses jalan untuk menuju ke benteng relative mudah, karena bisa ditempuh dengan menggunakan mobil dan sepeda motor. Dari arah gerbang tol Suramadu, cukup mengarahkan kendaraan menuju jalan kali kedinding, kemudian lurus saja sampai menemui pertigaan dan ambil arah ke kanan. Cukup mengikuti jalan kecil dan benteng berada tepat di sebelah kanan.
Selain itu bisa juga menggunakan angkutan umum berupa bis Suroboyo, dengan jurusan, Bungurasih- ITS- dan terakhir berhenti di terminal Kedung Cowek.
Posisi Benteng yang terletak di pinggir pantai, menyuguhkan keindahan tersendiri. Garis pantai yang jelas memisahkan antara kota Surabaya dengan Madura, menjadikan posisi benteng ini sebagai garis pertahanan, semakin ketara.
Disisi lain, kita juga akan disuguhi pemandangan indah hutan bakau yang terletak di sisi tengah benteng. Selain itu, di sepanjang area benteng tersebut, ditumbuhi lebatnya pohon yang rimbun, sehingga area di sekitarnya menjadi sejuk.
Akan lebih baik untuk keselamatan, ketika mengunjungi benteng pengunjung menggenakan pakaian yang safety, misalnya bercelana panjang dan sepatu kets atau bisa juga sepatu safety. Sebab di sekeliling benteng terdapat rumput dan ilalang liar, yang memungkinkan adanya ular dan binatang melata lainnya.
Lokasi benteng yang berada di ujung utara kota Surabaya, membuat keberadaan benteng masih kurang begitu dikenal luas. Sebab, tidak banyak masyarakat yang mengetahui akan keberadaan benteng tersebut.
Dan selayaknya bangunan cagar budaya, yang tidak dikelola sebagai aset pariwisata, maka di sekitar lokasi kita tidak akan menemukan kedai ataupun toko yang khusus menjual souvenir. Satu-satunya tempat yang menjual makanan dan minuman ringan, terdapat di pintu masuk benteng, berjarak sekitar 100 meter dari lokasi. Jika ingin ke sini, disarankan membawa bekal sendiri.
Harga tiket masuk nya pun relative murah, hanya Rp 1.500 / orang, dan dikelola oleh penduduk sekitar. Jadi, jika kita ingin menemui lokasi cagar budaya sekaligus wisata alami di kota Surabaya, yang masih jarang tersentuh, maka Benteng kedung cowek bisa menjadi salah satu alternatif liburan.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!