Saat pembangunan jalan tersebut tiba di Sumedang, Daendels menghadapi kesulitan. Selain perlawanan para pribuminya, Daendels juga harus menaklukkan medan berupa tebing dan jurang.
Pram dalam bukunya menyebutkan, dalam pembikinan jalan inilah baru muncul angka jumlah korban sebanyak 5.000 jiwa. Menurut Pram angka yang begitu bulat menunjukan tidak rincinya laporan yang ada. Mungkin kurang, mungkin lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Pram menyebutkan setidaknya inilah salah satu bentuk genosida tidak langsung di tanah Jawa kala itu demi pembangunan, kelangsungan, penjajahan, kekayaan dan kemajuan Eropa.
Menurut Pram berdasarkan laporan Inggris yang dibacanya menyebutkan untuk angka korban jiwa seluruh pembangunan Jalan Raya Pos, Jalan Daendels mencapai 12.000 jiwa.
Kendati banyak korban jiwa namun bukan Daendels jika harus bergeming demi suksesnya ambisi pembangunan jalan tersebut. Sementara yang tewas tidak akan pernah melihat, apalagi menikmati hasil dari cucuran keringatnya.
Sementara itu, menurut Ketua Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS) Apih Tatang, saat proyek jalan Daendels tiba di Sumedang, Daendels merekrut para pekerja dari Sumedang dan dari daerah lain seperti Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon. Sebabnya, kondisi alam sangat menantang.
"Pembangunan jalan Bandung Sumedang, khususnya 5 kilometer ke arah Sumedang atau tepatnya di Jalan Desa Cipeles dan Cikarmas atau di lokasi tepat Jalan Cadas Pangeran, medannya sangat sulit pada waktu itu," ungkap Apih kepada detikcom, Jumat (30/7/2021).
Dengan alat seadanya, kata Apih, Daendels memerintahkan para pekerja untuk mengikis tebing Cadas Pangeran yang terjal dan berbatu itu dengan alat seadanya. Namun sebelumnya oleh pangeran Kornel, Daendel telah diingatkan untuk tidak memakai alat seadanya lantaran khawatir pengerjaan tidak mencapai target.
"Benar saja pekerjaan itu tidak selesai sebagaimana rencana, lalu saat Daendels ke lokasi untuk memeriksa, pangeran Kornel yang khawatir akan kemarahan Daendels kepada para pekerja, langsung mendatanginya terlebih dulu," kata Apih.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan