Kampung Jawi, Kota Semarang Jawa Tengah menjadi pusat kuliner dengan suasana desa yang digandrungi. Suasana nyaman dan juga makanan yang enak bisa jadi pilihan melepas penat sibuknya perkotaan.
Wisata kuliner yang berada di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati itu baru-baru ini mendapat penghargaan Trisakti Tourism Award dari DPP PDI Perjuangan Kategori Desa Wisata Kuliner. Apa daya tariknya?
Saat masuk ke Kampung Jawi, pengunjung langsung disuguhi suasana tempat makan dengan bangunan dari bambu dan kayu. Meja kursi untuk pengunjung sengaja dibuat sederhana khas desa zaman dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuliner yang dijual mayoritas tradisional seperti Pecel, Tiwul, Gethuk, Lunpia, Jamu Jun, es Gempol, Wedang Roti, dan masih banyak lagi. Tempat makan ini dibuka mulai pukul 17.00 WIB. Semakin malam, suasana semakin asyik dengan lampu kuning yang memenangkan. Sesekali juga terdengar ada semacam pembawa acara memberikan pengumuman dan mengingatkan protokol kesehatan lewat pengeras suara dengan bahas Jawa.
![]() |
Nah, yang unik di sini yaitu transaksinya. Pengunjung bisa menukar uang rupiah dengan "Kepeng". Satu Kepeng seharga Rp 3.000, jika ketika akan pulang Kepeng masih sisa, bisa ditukar lagi dengan rupiah.
" Kepeng kan alat menukar zaman Majapahit. Ini buat daya tarik. Memudahkan juga untuk share profit," kata penggagas Kampung Jawi, Siswanto, Jumat (27/7/2021).
Jangan khawatir harga kuliner jadi mahal dengan mata uang Kepeng, karena harga paling mahal di sana hanya 4 Kepeng. detikcom mencoba menukar 5 Kepeng dan sudah mendapatkan Nasi Pecel, Teh Hangat, dan ada es Gempol.
"Harga kulinernya paling mahal 3-4 Kepeng," ujar Siswanto.
![]() |
Ia berharap Kampung Jawi ini bisa dikembangkan karena masih ada sungai "Kali Kripik" di sampingnya yang masih bisa digarap. Kemudian ada juga rencana membuat ampitheater yang bisa digunakan untuk pentas kesenian.
"Ini ada sungai, pingin kita garap, pingin ada ampitheater untuk ajang kreasi sanggar, komunitas atau sekolah," jelasnya.
Kampung Jawi dikelola oleh Pokdarwis dan semua pedagangnya merupakan warga sekitar. Sayangnya akses jalan utama terkendala jembatan ambrol, sehingga pengunjung harus lewat jalan lain yaitu jika dari Kota bisa berbelok ke kiri sebelum perumahan Greenwood.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!