Tengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Jakarta

Tengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah

Tiara Rosana Nurul Fajri - detikTravel
Selasa, 04 Jan 2022 14:12 WIB
Tengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Sejarah Jakarta
Foto: (Tiara Rosana/detikcom)
Jakarta -

Sedang merencanakan destinasi libur awal tahun? Rindu dengan cerita sejarah Jakarta pada masa penjajahan? Museum Sejarah Jakarta atau Fatahillah adalah tempat yang tepat untuk kamu.

Museum yang dulunya Balai Kota Batavia ini berlokasi di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat. Museum ini masih tergabung dalam kawasan Kota Tua Jakarta.

Tengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Sejarah JakartaTengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Sejarah Jakarta Foto: (Tiara Rosana/detikcom)

Ada sekitar 20 ribu koleksi di dalam bangunan, yang setiap koleksinya punya cerita tersendiri. Mulai dari peralatan batu dan logam pada zaman pra sejarah, prasasti dan patung peninggalan masa klasik, lukisan para petinggi Belanda pada masa penjajahan, hingga pakaian adat Betawi, semua lengkap di museum ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain untuk berwisata, pengunjung di museum ini juga bisa belajar banyak sejarah. Seperti halnya yang dilakukan oleh Agung (28) dan Fitri (26), yang memilih berkunjung ke museum untuk berwisata sekaligus mempelajari sejarah Jakarta.

"Karena hari ini hari kerja dan mikirnya nggak akan terlalu ramai, jadi ya sudah pergi wisata. Alasannya memilih ke museum karena sekalian belajar, pengen tau aja," ungkap Agung.

ADVERTISEMENT
Tengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Sejarah JakartaTengok Lagi Sejarah Jakarta di Museum Sejarah Jakarta Foto: (Tiara Rosana/detikcom)

Pasangan itu mengaku cukup terkesan dengan kunjungan perdana mereka ke Museum Sejarah Jakarta kali ini. Mereka merasa bisa flashback dan ikut merasakan keadaan masyarakat Jakarta zaman dulu.

"Iya, pasti lah. Kalau bicara sejarah dan museum pasti berkesan sih, kita kayak flashback ke masa-masa mereka yang nggak pernah kita lihat gitu," tutur Agung.

Agung dan Fitri juga membagikan tips unik sebelum berkunjung ke Museum Sejarah, yaitu baca tentang sejarah terlebih dahulu sebelum pergi, dengan alasan agar ketika di dalam museum tidak terlalu buta dengan sejarah.

"Tipsnya baca sejarah dulu, biar gak buta-buta banget," kompak keduanya sambil tertawa.

Saat dikunjungi akhir tahun lalu, suasana di Museum Sejarah Jakarta masih tergolong kondusif. Terlihat pengunjung yang taat melaksanakan prokes dan tidak ketinggalan untuk selalu scan QR code PeduliLindungi.

Hal ini menjadi keunggulan bagi Museum Sejarah menurut para pengunjung. Seperti yang diungkapkan oleh kelompok ibu-ibu yang ditemui detikTravel beberapa waktu lalu, mereka adalah Hilda (54), Uwid (40), Fitri (48), dan Melly (49), yang tiga diantaranya baru pertama kali ke Kota Tua. Keempatnya sepakat mengatakan suasana di Museum Sejarah ini cukup nyaman.

"Perbedaannya pertama, sepi, mungkin masih banyak yang belum berani keluar. Prokesnya juga ketat jadi lebih aman. Sekarang juga lebih bersih, nggak terlalu ramai juga jadi nyaman." ucap Hilda, yang kembali lagi ke Museum Sejarah setelah dua tahun.

Jawabannya disetujui oleh tiga temannya. "Tadi waktu jalan kaki dari stasiun juga tenang, santai, nggak riweuh gitu. Mungkin juga pengaruh pandemi ya, nyaman pokoknya," tambah Fitri.

Selain suasana di museum dan sekitarnya, mereka juga menyinggung soal gerobak jajanan ciri khas Kota Tua. Mereka berharap para pedagang jajanan bisa kembali ramai dan mereka bisa merasakan 'kulineran receh'.

Untuk para pengunjung yang merasa butuh pemandu untuk menjelaskan sejarah Jakarta di tiap koleksi, bisa langsung meminta layanan pemandu di pintu masuk. Layanan ini gratis dan bisa diminta kapan saja.

Hanya dalam hitungan menit, pemandu siap untuk ajak wisatawan berkeliling museum sambil menjelaskan detail cerita Jakarta zaman dulu. Museum Sejarah Jakarta buka setiap hari Selasa - Minggu, mulai pukul 9:00 WIB hingga pukul 15:00 WIB.

Harga tiket masuk museum ini berkisar dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000 rupiah saja, tergantung kategori pengunjung. Nyaman, mengedukasi, dan terjangkau, cukup menjadi alasan buat kamu berkunjung ke museum ini kan Travelers.

Halaman 2 dari 2
(elk/ddn)

Hide Ads