Di Karet Bivak, Dua Istri Sukarno 'Bertetangga'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Di Karet Bivak, Dua Istri Sukarno 'Bertetangga'

Sudrajat - detikTravel
Jumat, 25 Mar 2022 09:03 WIB
Makam Fatmawati penjahit bendera pusaka
Makam Fatmawati penjahit bendera pusaka Merah Putih di TPU Karet Bivak. (Foto: Sudrajat/detikcom)
Jakarta -

Sejatinya tak ada yang istimewa dari makam dengan marmer putih di sudut Blad 19 Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak itu. Lokasinya lebih dekat ke sisi Jalan Raya Penjernihan, Jakarta Pusat.

Hal yang membedakan cuma tugu dari marmer hitam dengan tulisan, "Makam Pahlawan Nasional: Hj Fatmawati, Penjahit Bendera Pusaka Merah Putih".

Dua makam di sisi kiri, terbujur makam putri keduanya, Rachmawati Sukarnoputri. Masih berupa gundukan tanah, dengan sedikit rerumputan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu Rachma kan baru dimakamkan tahun lalu, pas Covid lagi menggila," kata Pujiyatno, 35 tahun, petugas pengamanan dalam di Karet Bivak yang mendampingi detiktravel, Rabu sore (23/3/2022).

Persisnya, adik kandung mantan Presiden Megawati itu berpulang pada 3 Juli 2021. Dia sempat menjalani perawatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto karena Covid-19.

ADVERTISEMENT

detikcom menziarahi makam Ibu Fatmawati usai mengikuti pemakaman seorang kerabat di sana.

Dari informasi Pujiyatno, akhirnya detikcom juga berkeliling menziarahi makam para tokoh lainnya yang tersebar di TPU Karet Bivak. Selama satu jam di sana, makam yang sempat diziarahi adalah penyair Chairil Anwar, komponis Ismail Marzuki, sastrawan Pramoedya Ananta Toer, serta aktor sekaligus penyanyi dan pelawak: Bing Slamet dan Benyamin S.

Kembali ke soal makam Ibu Fatmawati. Semula detikcom membayangkan makamnya berdiri megah. Setidaknya dilengkapi dengan gazebo.

Sebab, bila menyimak perjalan hidup beliau, Ibu Fatmawati tak cuma berjasa sebagai penjahit bendera pusaka. Beliau adalah mantan ibu negara, First Lady (1945-1967), yang sejak awal kemerdekaan mendampingi Presiden Sukarno dalam suka dan duka. Apalagi putri pertamanya, Megawati, pernah menjadi Presiden RI.

"Mungkin karena lahannya sudah terlampau padat. Kalau mau bangun gazebo kayaknya mesti ngebongkar beberapa makam di sekitarnya," kata Pujiyanto yang lahir dan besar di sekitar Karet Bivak.

**
Ibu Fatmawati berpulang pada 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, dalam perjalanan ke tanah air usai menunaikan ibadah umrah. Tiga bulan sebelumnya, Fatmawati menemui Ibu Inggit Garnasih di Bandung.

Dia bersimpuh di hadapan Inggit yang notabene merupakan ibu angkatnya di Bengkulu. Tapi kemudian dia menerima pinangan Sukarno pada 1 Juni 1943, dan Inggit berpisah dari lelaki yang selama 20 tahun didampinginya.

Kehendak Fatmawati menemui Inggit di Jalan Ciateul Nomor 8, Bandung, seperti tertulis dalam buku Fatmawati Sukarno: The First Lady karya Arifin Suryo Nugroho, terwujud berkat bujuk rayu mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Ali menemui Inggit pada 7 Februari 1980 untuk menjajaki kemungkinan menerima kehadiran Fatmawati, yang telah 38 tahun tak lagi berkomunikasi.

Makam Hartini, istri Presiden Sukarno di Karet BivakMakam Hartini, istri mantan Presiden RI Sukarno di Karet Bivak. (Foto: Sudrajat/detikcom)

Dalam perjalanannya, Fatmawati harus menerima nasib seperti Ibu Inggit ketika Sukarno meminta izin untuk menikahi Hartini pada pada 7 Juli 1953.

Tragisnya, permintaan itu disampaikan Sukarno ketika Fatmawati baru dua hari melahirkan anak kelimanya, Guruh. Tak mau dimadu, Fatmawati akhirnya meninggalkan Istana dan menetap di rumah pribadi, Jalan Sriwijaya. Tapi demi anak-anak, Sukarno dan Fatmawati tak pernah bercerai.

Hal menarik lainnya, ternyata makam Fatmawati berdekatan dengan makam Hartini. Cuma terpisah oleh makam mantan KSAU pertama, Marsekal Suryadi Suryadarma. Hartini meninggal dunia pada 12 Maret 2002.




(fem/ddn)

Hide Ads