Garut tak hanya memesona lanskap alamnya. Dikelilingi gunung, daerah ini juga memiliki kisah penjaga batu unik.
Batu unik yang dimaksud adalah batu berlubang atau lulumpang atau lumpang dan digunakan untuk menumbuk padi. Di minggu pertama bulan Agustus 2022 ini, tim detikcom bertemu Enjang Ahmad yang juga sebagai pemelihara di Situs Pasir Lulumpang Garut.
Ia lalu menceritakan bahwa situs yang dijaganya itu telah dirawat secara turun temurun. Saat kami datang, Enjang ditemani oleh ayahnya yang juga penjaga terdahulu Situs Pasir Lulumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tuh semacam batu lumpang. Kalau zaman dulu, batu lumpang itu buat numbuk padi," kata Enjang.
Enjang menjabarkan bahwa ada tujuh batu lumpang di sana. Rinciannya di dalam kawasan yang dipagar ada lima, lalu dua terpisah di area bawah di kebun cabai warga.
"Batu lumpang ini ditemukan pada tahun 1994. Zaman itu yang nemuin dari Dinas Kebudayaan Garut. Mulai dipelihara pada tahun 1995 dari Bandung ada arkeolog ke sini," terang Enjang.
![]() |
Apa temuan dari peneliti itu?
Kata Enjang, Situs Pasir Lulumpang Garut adalah tempat peristirahatan pada zaman dahulu dan dalam Bahasa Sunda, lokasi itu disebut paniisan. Cerita mistis juga berkembang menyelimutinya.
"Di sini zaman dulu mitosnya, kalau setiap malam Jumat dan malam Selasa itu ada suara kuda sembrani," kata Enjang.
"Kalau terdengar sampai luar daerah malah seperti gamelan. Selain itu ya memang zaman dulunya tempat itu digunakan sebagai menumbuk padi," imbuh dia.
Lebih lanjut, masih dalam cerita mistis, pada zaman dulu ada juga cerita yang meminjam panci dan barang dapur lain setiap malam Jumat itu dari warga sini. Mereka mengetuk pintu ke hampir setiap warga.
"Mereka pinjam, dikasih, tapi nggak ada rupa. Cuma suara saja. Barang-barang itu ditaruh di balai-balai di depan rumah, tapi masuk waktu subuh udah ada lagi. Pinjam barang," terang dia.
![]() |
Warga lokal tak tahu apa itu Situs Pasir Lulumpang Garut
"Kebanyakannya malah nggak tahu ini apa. Menganggapnya ini batu lumpang saja. Bukan jadi tempat sakral," kata dia.
"Biasanya yang ke sini itu anak-anak sekolah. Mereka datang dari sekitar saja belum ada yang luar kota. Mereka nanya-nanya sejarah di sini," terang dia.
Akses ke Situs Pasir Lulumpang Garut
Situs Pasir Lulumpang Garut lekat dengan cerita mistisnya. Aura ghaib sangat kental karena lokasi situs ini berada di tengah kebun warga yang kanan kirinya adalah kuburan keluarga.
Jarak dari Kota Garut, perlu waktu sekitar 30 menit menuju Situs Pasir Lulumpang Garut. Lorong jalan ke lokasi menanjak dan sempit berlapis cor beton.
Tiada angkutan umum ke lokasi. Traveler yang ke sana akan ditarik tiket sukarela alias tiada tiket di Situs Pasir Lulumpang Garut.
"Maunya dibangun lagi, karena sudah lama gini. Sudah lupa pembangunan terakhir, itu sekitar 2015-an ada lah. Tiket masuknya belum ada. Fasilitas juga masih seperti ini," terang dia.
Kekurangan utama Situs Pasir Lulumpang Garut selain akses ke lokasi adalah ketiadaan cerita yang hanya bisa diperoleh dari penutur. Warung makan di sekitar lokasi juga tiada, apa lagi toko suvenir.
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol