Selain punya pantai menawan, Pangandaran juga punya kisah legenda yang menarik untuk disimak. Salah satunya tentang pemuda tampan penyebar agama Islam di sana.
Pemuda tampan penyebar agama Islam di wilayah Pangandaran itu bernama Sembah Kalincir Putih alias Eyang Saju alias Eyang Syahud.
Jejak penyebaran agama Islam yang dilakukan pemuda itu bisa dijumpai di wilayah Karangpetir, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Ada makam yang bisa diziarahi di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlokasi di area perkebunan dan sawah, makam itu juga berada di antara makam umum warga setempat. Makam Sembah Kalincir Putih hanya tinggal berupa bebatuan yang berbentuk kotak layaknya sebuah benteng kecil.
Di samping makom terdapat sebuah pohon beringin besar yang meneduhi makom tersebut. Namun kini makom Sembah Kalincir Putih sudah mulai lapuk dan tak terawat.
Tokoh Agama Setempat Haji Ali Aziz mengatakan Sembah Kalincir Putih memang salah satu penyebar agama Islam tertua di Pangandaran.
"Kalau dulu disebutnya penyebar agama Islam wilayah Priangan Timur atau Ciamis Selatan," ucap Ali Aziz saat ditemui Kamis (23/3/2023) lalu.
![]() |
Ia menceritakan, perjalanan Sembah Kalincir atau Eyang Saju bermula sekitar tahun 1680 yang berkaitan dengan Kerajaan Mataram. Ali Aziz merupakan keturunan generasi ke 9 keturunan dari Eyang KH. Abdul Aziz Anak dari Eyang Sembah Kalincir dari istri Anom.
"Hijrahnya Sembah Kalincir bermula sekitar tahun 1680 saat kecewa karena kerajaan Mataram, Amangkurat II berpihak kepada Belanda," ucapnya.
Menurutnya Kerajaan Mataram saat dikuasai Belanda, para tokoh agama dan ulama dibantai di Mataram.
"Kemudian mereka hijrah ke wilayah Pangandaran, salah satunya Sembah Kalincir," ucap Ali.
Ia mengatakan sembah Kalincir merupakan seorang penasehat muda Raja Mataram, Amangkurat II.
"Beliau sangat masih muda kalau istilahnya sekarang mungkin karang taruna. Sembah Kalincir penasehat kerajaan Mataram paling muda," katanya.
Saat hijrah ke wilayah Karang Petir, Selasari, Pangandaran, Eyang Saju atau Sembah Kalincir mempunyai istri bernama Surtikah dan memiliki 4 anak diantaranya Embah Jasih, Embah Lesmana, Embah Lesmani (ngahiang di pantai Karapyak Karang Nini).
"Embah Lesmana dan Lesmani itu ngahiang atau hilang di Pantai Karang Nini yang kini dikenang batu Karang Nini," ucapnya.
Ia mengatakan yang mempunyai keturunan hanya Embah Jasih. Anaknya diantaranya Aki Arwan, Eyang Jalfan, Aki Sarpijah, Eyang Jarti dan Aki Kewol.
"Istri pertama semuanya menyebar sehingga jejaknya terputus di Pangandaran tidak ada pencatatnya," kata Ali.
Kemudian Sembah Kalincir menikahi istri Anom (muda) dengan nama Sadur yang mempunyai anak Jamroh dan Eyang Sardiyem/H Muhtalib punya anak N.H Sardiyem dan K.H AH. Sujai.
"Nah kalau yang mendirikan pesantren hingga saat ini berdiri adalah K.H Syujai yang mempunyai Anak K.H Abdul Aziz, A. Husna, H Nonoh, Moh Sidiq," katanya.
Kendati demikian, kata Ali, yang mendirikan pesantren dan terkenal di Pangandaran bernama Eyang Syuja'i sekarang Disebut pesantren Asy Syujaaiyyah dengan mempunyai anak 13, cuman yang meneruskannya hanya Muhdin Al-Aziz.
"Sosok Sembah Kalincir merupakan tokoh agama yang menyebarkan Islam di Pangandaran dengan bertahap melalui keturunannya," kata Ali.
Ia mengatakan perjuangan Sembah Kalincir dalam mendirikan agama Islam tidaklah mudah melewati jalan berliku.
"Kalau saya kan keturunannya lumayan jauh, jadi cerita ini tercatat dalam lembaran kertas tipis yang ditulis oleh keturunan pertama Sembah Kalincir," katanya.
"Sosok Sembah Kalincir sampai saat ini dikenang di warga setempat sebagai pemuda pemberani yang menyebarkan agama Islam di Pangandaran dan sering banyak dari berbagai daerah luar masuk untuk berziarah," katanya.
Ali mengatakan makom Sembah Eyang Kalincir yang berada di Karang Petir merupakan tapak tilas terakhir. "Karena dia ngahiang atau menghilang dan tidak diketahui tahun wafatnya setelah penyebarannya di Pangandaran," ucapnya.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol