Aneka Kuliner Ekstrem dari Seluruh Dunia (1)

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kuliner Ekstrem

Aneka Kuliner Ekstrem dari Seluruh Dunia (1)

Kurnia Yustiana - detikTravel
Kamis, 29 Jan 2015 13:20 WIB
Aneka Kuliner Ekstrem dari Seluruh Dunia (1)
Jakarta - Mencoba kuliner daerah tentunya jadi hal menyenangkan saat traveling. Tapi bagaimana dengan kuliner yang tergolong ekstrem? Di berbagai belahan dunia banyak kuliner tak lazim seperti jus kodok bahkan penis aneka hewan.

Jangan heran jika makanan yang kita anggap ekstrem, malah biasa dimakan di negara lain. Dari kucing panggang sampai aneka penis hewan, semuanya jadi makanan normal di beberapa negara. Dilansir detikTravel dari Reuters, Kamis (29/1/2015), inilah aneka kuliner ekstrem dari seluruh dunia bagian pertama:

1. Jus Kodok di Peru

(Reuters)
Di Asia, kodok juga dikonsumsi. Namun warga Peru punya cara yang ekstrem untuk menkonsumsi Kodok. Di Peru, kodok sering diolah menjadi jus!

Jus kodok ini populer di antara para pekerja di Peru. Mereka menyakini bahwa jus kodok atau disebut juga extracto de rana dapat menghilangkan rasa lelah. Selain itu, jus kodok juga berkhasiat mengobati impotensi dan dapat meningkatkan gairah seksual.

Jus kodok dapat ditemukan di pasar-pasar yang ada di peru, seperti di San Juan de Lurigancho, Lima. Di pasar ini Anda bisa menyaksikan pedagang membuat jus kodok. Awalnya Kodok dikuliti terlebih dahulu. Baru kemudian seluruh bagian tubuh kodok diolah di dalam blende

2. Kucing di Pantai Gading

(Reuters)
Hewan yang biasanya jadi peliharaan kesayangan seeprti kucing pun tak luput dari daftar kuliner ekstrem. Kucing memang menjadi makanan tradisional di beberapa negara di Afrika dan Asia.

Misalnya saja di Pantai Gading. Anda bisa menemukan santapan daging kucing di beberapa restoran yang ada di Pantai Gading.

Biasanya daging kucing ini diolah dengan cara dipanggang. Tapi apakah kita tega memakannya?

3. Kura-kura di Nikaragua

(Reuters)
Kura-kura menjadi makanan yang lazim bagi warga lokal di Nikaragua. Dagingnya menjadi salah satu sumber protein utama di sana. Kebiasaan memakan kura-kura ini sudah berlangsung selama sekitar 400 tahun.

Daging kura-kura bisa ditemukan di pasar-pasar pesisir pantai Nikaragua. Pembelinya pun cukup banyak, sekitar 500 kura-kura habis terjual setiap bulannya. Daging kura-kura ini dijual sekitar $1.10 (Rp 14.000) per setengah kilogram.

Namun karena kura-kura semakin langka, tentu kita harus mempertimbangkan hal itu juga. Jangan sampai hewan ini punah karena terlalu banyak dikonsumsi manusia.

4. Marmut di Peru

(Reuters)
Jika di Indonesia marmut biasanya dijadikan hewan peliharaan, di Peru marmut malah jadi makanan tradisional yang lezat. Marmut diyakini merupakan makanan sehat yang mengandung tinggi protein, rendah kolesterol dan memiliki rasa yang nikmat.

Daging marmut biasanya dipanggang dan disajikan secara utuh, sekaligus dengan bagian kepala. Daging marmut juga sering diolah bersama dengan daging hewan lain dan sayuran.
Halaman 2 dari 5
Di Asia, kodok juga dikonsumsi. Namun warga Peru punya cara yang ekstrem untuk menkonsumsi Kodok. Di Peru, kodok sering diolah menjadi jus!

Jus kodok ini populer di antara para pekerja di Peru. Mereka menyakini bahwa jus kodok atau disebut juga extracto de rana dapat menghilangkan rasa lelah. Selain itu, jus kodok juga berkhasiat mengobati impotensi dan dapat meningkatkan gairah seksual.

Jus kodok dapat ditemukan di pasar-pasar yang ada di peru, seperti di San Juan de Lurigancho, Lima. Di pasar ini Anda bisa menyaksikan pedagang membuat jus kodok. Awalnya Kodok dikuliti terlebih dahulu. Baru kemudian seluruh bagian tubuh kodok diolah di dalam blende

Hewan yang biasanya jadi peliharaan kesayangan seeprti kucing pun tak luput dari daftar kuliner ekstrem. Kucing memang menjadi makanan tradisional di beberapa negara di Afrika dan Asia.

Misalnya saja di Pantai Gading. Anda bisa menemukan santapan daging kucing di beberapa restoran yang ada di Pantai Gading.

Biasanya daging kucing ini diolah dengan cara dipanggang. Tapi apakah kita tega memakannya?

Kura-kura menjadi makanan yang lazim bagi warga lokal di Nikaragua. Dagingnya menjadi salah satu sumber protein utama di sana. Kebiasaan memakan kura-kura ini sudah berlangsung selama sekitar 400 tahun.

Daging kura-kura bisa ditemukan di pasar-pasar pesisir pantai Nikaragua. Pembelinya pun cukup banyak, sekitar 500 kura-kura habis terjual setiap bulannya. Daging kura-kura ini dijual sekitar $1.10 (Rp 14.000) per setengah kilogram.

Namun karena kura-kura semakin langka, tentu kita harus mempertimbangkan hal itu juga. Jangan sampai hewan ini punah karena terlalu banyak dikonsumsi manusia.

Jika di Indonesia marmut biasanya dijadikan hewan peliharaan, di Peru marmut malah jadi makanan tradisional yang lezat. Marmut diyakini merupakan makanan sehat yang mengandung tinggi protein, rendah kolesterol dan memiliki rasa yang nikmat.

Daging marmut biasanya dipanggang dan disajikan secara utuh, sekaligus dengan bagian kepala. Daging marmut juga sering diolah bersama dengan daging hewan lain dan sayuran.

(krn/aff)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Kuliner Ekstrem
Travel Highlight Kuliner Ekstrem
19 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads